Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Invasi Rusia Buat Umat Islam Ukraina Sulit Ibadah Ramadan

Mediaindonesia.com
04/4/2022 13:43
Invasi Rusia Buat Umat Islam Ukraina Sulit Ibadah Ramadan
Pria berdoa di aula doa Muslim di Pusat Kebudayaan Islam di Kyiv pada 15 September 2021.(AFP/Genya Savilov.)

PARA pemimpin minoritas umat Islam di Ukraina mengaku kesulitan menjalani ibadah puasa sebagai dampak serangan Rusia yang menghancurkan infrastruktur dan mengganggu ketersediaan pasokan bahan pokok.

"Sejak 2014 umat Islam di Ukraina, terutama di Crimea, kesulitan untuk beribadah. Tiga masjid dihancurkan dan sekarang untuk menjalankan ibadah saja, mendapatkan air pun sulit. Ibadah selama Ramadan akan sulit," tutur Mufti Ukraina, Sheikh Said Ismagilov, dalam video dari diskusi bertajuk Apa betul Naziisme berkembang di Ukraina?

Diskusi tertutup melalui aplikasi Zoom tersebut digelar Center of Communication Crisis and Conflict (C4) Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid (Usahid) Jakarta dan Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) akhir Maret lalu. Hadir dalam diskusi tersebut Vasyl Hamianin Dubes Ukraina untuk Indonesia, Sheikh Said Ismagilov Mufti (Pemimpin umat Islam) Ukraina, Sheikh Aider Rustemov Mufti komunitas Islam Crimea Tartar, dan Romo Andrii Zelinskyi yang berasal dari Gereja Katolik Yunani. 

Berdasarkan agama, populasi Ukraina didominasi oleh Kristen Ortodoks. Orang Islam di Ukraina berjumlah sekitar 4% dari keseluruhan jumlah penduduknya. Kebanyakan mereka ialah kaum Tatar Krimea dan tinggal di semenanjung Krimea. Di Kota Kiev ada sekitar 50 ribu warga muslim termasuk dari mereka merupakan warga yang berasal dari luar negara. Mereka memiliki Masjid Ar-Rahma yang berada di jantung kota. Masjid ini didirikan sebagai simbol persaudaraan dan perdamaian.

Baca juga: PBB Temukan Kuburan Massal di dekat Kyiv

Badan Urusan Agama Islam Ukraina (DUMA), di bawah Kabinet Kementerian Kabinet Ukraina, menyatukan seluruh komunitas muslim di Ukraina. Pemimpin DUMA yang mengorganisasi di antara komunitas muslim Ukraina dan luar negeri. DUMA berupaya menyebarkan ajaran Islam yang benar guna melawan ideologi ekstremis yang saat ini oleh sebagian orang disematkan kepada Islam.

DUMA merupakan anggota tetap dari Dewan Keagamaan dan Tempat Ibadah Seluruh Ukraina. DUMA melibatkan diri dalam berbagai konferensi, simposium, termasuk berpartisipasi dalam pembentukan dialog lintas agama. Kehidupan masyarakat Muslim Ukraina di wilayah semenanjung Crimea mendapat tekanan hebat sejak 2014 ketika Rusia mendukung pemberontakan kelompok separatis mayoritas etnis Rusia beragama Kristen Ortodoks. 

Menurut Sheikh Aider Rustemov Mufti, komunitas Islam Crimea Tartar masyarakat hidup damai berdampingan ketika Ukraina merdeka dari Uni Soviet. Namun hal tersebut berubah drastis sejak Rusia menginvasi wilayah Crimea. Banyak terjadi perusakan dan pelecehan rumah ibadah yang dilakukan tentara Rusia. Akibatnya, masyarakat melakukan protes. Namun hal tersebut dibalas secara tangan besi. Sejumlah umat Islam Tartar ditangkap, disiksa, dan dibunuh.

Akibat tekanan tersebut banyak Muslim Tartar di Crimea meninggalkan semenanjung, kebanyakan ke daratan Ukraina dan Turki. Pemerintah Turki telah berulang kali mengatakan siap menerima dan mengakomodasi pengungsi Tatar Krimea yang memiliki ikatan bahasa dengan orang Turki.

Penindasan terhadap kelompok minoritas Muslim Tartar Crimea bukan pertama kali terjadi. Pada 1944, sedikitnya 190.000 orang dideportasi ke Asia Tengah atas tuduhan bekerja sama dengan Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Separuh di antaranya tewas karena kelaparan dan mereka yang mencoba kembali pulang ke Semenanjung Crimea dihukum 20 tahun penjara dan yang selamat selama beberapa dekade terus hidup dengan cap sebagai pengkhianat.

Baca juga: Usai Salat Tarawih, Warga Palestina Bentrok dengan Polisi Israel

"Saat ini umat Islam banyak direpresi oleh tentara Rusia. Hal ini terjadi akibat kepentingan geopolitik suatu pihak. Segala hal diskriminasi yang dilakukan Rusia ini dapat digolongkan sebagai fasisme dan nazisme," tegasnya. Dia menegaskan saat ini Muslim Tartar dan bangsa Ukraina berjuang demi kemerdekaan. "Kepada Muslim Indonesia, sebagai sesama saudara, saya meminta doa dan dukungan untuk kemerdakaan umat Muslim di Ukraina." (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya