Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Dilanda Krisis, Srilanka Diselimuti Kegelapan

Cahya Mulyana
31/3/2022 12:08
Dilanda Krisis, Srilanka Diselimuti Kegelapan
Srilanka(Livemint.com)

Pemerintah Srilanka mengumumkan pemadaman listrik selama 13 jam secara nasional karena keterbatasan stok bahan bakar pembangkit. Keputusan tersebut memaksa penghentian aktivitas bisnis dan pelayanan kesehatan.

Seluruh rumah sakit menghentikan jadwal operasi rutin akibat pemadaman listrik sebagai dampak krisis keuangan. Negara di Asia Selatan berpenduduk 22 juta orang itu dihinggapi kelesuan ekonomi terburuk daripada 1948.

Pemicunya karena Sri Lanka dilanda kekurangan mata uang asing untuk membayar utang dan impor bahan-bahan vital. Krisis ini membuat Srilanka harus menghemat banyak uang termasuk untuk menerangi rakyatnya.

Pemadaman listrik bergilir dilakukan Srilanka selama 10 jam pada Rabu (30/3) dan sisanya pada Kamis (31/3). Lebih dari 40% listrik Srilanka dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air, tetapi sebagian besar waduk hampir habis karena tidak ada hujan.

Sebagian besar produksi listrik berasal dari batu bara dan minyak. Keduanya diimpor tetapi pasokannya terbatas, karena negara tersebut tidak memiliki cukup dolar untuk membayar bahan bakarnya.

Protes rakyat Srilanka meluas akibat solar untuk transportasi umum hilang di pasaran. Rakyat Srilanka juga menuntut menuntut pemecatan Gubernur Bank Sentral Srilanka Ajith Cabraal dengan tuduhan gagal menyelamatkan ekonomi.

Harga bensi naik 100% sementara solar 76% sejak awal tahun. Kolombo memberlakukan larangan impor secara luas pada Maret 2020 untuk menghemat mata uang asing yang dibutuhkan untuk membayar utang luar negerinya senilai US$51 miliar (S$69 miliar). Tapi ini telah menyebabkan kelangkaan barang-barang penting yang meluas dan kenaikan harga yang tajam.

Pemerintah mengatakan sedang mencari bailout dari Dana Moneter Internasional sambil meminta lebih banyak pinjaman dari India dan Tiongkok. Kesulitan Srilanka saat ini diperparah oleh pandemi Covid-19, yang melumpuhkan pariwisata dan perputaran uang.

Banyak ekonom menyalahkan kondisi ini akibat salah urus pemerintah termasuk kebijakan pemotongan pajak dan defisit anggaran selama bertahun-tahun. Kantor statistik negara itu pada Rabu mengumumkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,7% untuk 2021 atau sebelum krisis mulai naik menjadi 3,6%. (The Straits Times/ OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya