Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO), pada Rabu (2/3), merekomendasikan pil anti-covid-19 diminum oleh penderita yang memiliki gejala ringan tetapi berisiko tinggi dirawat di rumah sakit, seperti lansia atau orang yang belum divaksin.
Pil, yang disebut molnupiravir dan dikembangkan oleh farmasi AS Merck, diminum sesegera mungkin setelah gejala covid-19 muncul dan dikonsumsi selama lima hari berikutnya.
Sekelompok ahli WHO mengatakan dalam British Medical Journal bahwa orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau penyakit kronis juga dianjurkan untuk minum pil jika mereka menderita covid-19 yang tidak parah.
Namun, kata mereka, pasien muda dan sehat, termasuk anak-anak, dan perempuan hamil serta ibu menyusui tidak boleh diberikan obat itu karena berpotensi membahayakan.
Baca juga: SehatQ Gelar Sentra Vaksinasi Booster di ITC Kuningan
Rekomendasi baru itu didasarkan pada hasil enam uji coba terkontrol secara acak yang melibatkan 4.796 pasien, kumpulan data terbesar untuk obat tersebut sejauh ini.
Uji coba itu menunjukkan bahwa molnupiravir mengurangi risiko rawat inap serta mempercepat pemulihan gejala covid-19, di mana rata-rata gejala hilang di hari ketiga dan keempat.
WHO mengakui bahwa masalah biaya dan ketersediaan yang terkait dengan molnupiravir dapat membuat akses ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menjadi menantang.
Sementara vaksin tetap menjadi alat utama dalam memerangi pandemi, para ahli menyambut baik penambahan perawatan oral baru, yang menghambat kemampuan virus untuk bereplikasi dan seharusny tahan terhadap varian.
Satu-satunya pil anti-covid utama lain yang tersedia adalah Paxlovid Pfizer.
Namun lebih banyak kekhawatiran potensial telah dikemukakan tentang pil Merck, yang tidak diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk anak di bawah 18 tahun karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang dan tulang rawan. (AFP/Nur/OL-09)
Obat, yang tengah menjalani uji klinis itu, diketahui mengurangi hingga separuh risiko dirawat di rumah sakit dan kematian bagi pasien risiko tinggi covid-19.
FDA mengesahkan pil Covid-19 Pfizer untuk orang berisiko tinggi berusia 12 tahun ke atas.
Merck Young Scientist Award bertujuan mengajak para ilmuwan muda untuk berbagi ide, mengembangkan penelitian ilmiah, dan berkolaborasi untuk menciptakan terobosan baru.
Program RAISE Tiroid telah melakukan pelatihan kepada lebih dari 2.600 praktisi kesehatan dan menyediakan pemeriksaan gangguan tiroid untuk lebih dari 19.200 pasien di 59 kota, 12 Provinsi.
Program inovatif tersebut tidak hanya menawarkan dukungan finansial, tetapi juga menyediakan solusi komprehensif bagi karyawan dan pasangan untuk mewujudkan impian menjadi orangtua.
Studi klinis yang diterbitkan dalam jurnal New England Journal of Medicine menemukan obat diabetes mampu melambatkan perkembangan masalah motorik terkait penyakit Parkinson.
Meskipun obat-obatan dapat menjadi solusi dalam pengelolaan kondisi tersebut, banyak orang mencari alternatif alami untuk mengontrol atau bahkan mengurangi risiko berbagai penyakit.
Salah satu saran, masyarakat juga perlu mewaspadai jika memperoleh skincare yang bertekstur terlalu kental atau lengket.
Penelitian terbaru menunjukkan obat untuk mengatasi diabetes dan obesitas, dapat meningkatkan risiko kelumpuhan lambung (gastroparesis).
Obat antinyeri seperti ibuprofen dan allopurinol adalah obat yang sangat merusak ginjal.
Pengidap migrain jangan mengonsumsi obat selama lebih dari 15 hari dalam sebulan karena bisa menyebabkan medication-overuse headache(MOH) atau sakit kepala akibat dosis obat berlebihan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved