Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

WHO Peringatkan Soal Penyebaran Omicron yang tidak Terduga

Nur Aivanni
15/12/2021 06:15
WHO Peringatkan Soal Penyebaran Omicron yang tidak Terduga
Varian Omicron(ANTARA/Pavlo Gonchar / SOPA Images via Reuters/Sipa USA/pri. )

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Selasa (15/12), memperingatkan bahwa omicron menyebar pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mendesak negara-negara untuk bertindak.

Sekolah dasar di Belanda akan ditutup lebih awal ketika Eropa memerangi gelombang infeksi baru dan penerimaan pasien di rumah sakit, sementara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menghadapi parlemen ketika dia berusaha untuk memberlakukan pembatasan baru akibat covid.

Omicron, pertama kali terdeteksi oleh Afrika Selatan dan dilaporkan ke WHO pada 24 November, memiliki sejumlah besar mutasi.

Data awal menunjukkan itu dapat resisten terhadap vaksin dan lebih menular daripada varian delta, yang pertama kali diidentifikasi di India dan menyumbang sebagian besar kasus virus korona di dunia.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada wartawan bahwa strain itu telah dilaporkan di 77 negara dan mungkin telah menyebar ke sebagian besar negara tanpa terdeteksi pada tingkat yang belum pernah dilihat dengan varian sebelumnya.

Meskipun Inggris pada Senin mengonfirmasi apa yang dianggap sebagai kematian pertama akibat omicron pertama di dunia, belum ada bukti bahwa omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah.

WHO pada Selasa memberikan ruang untuk optimisme yang hati-hati dengan mengatakan Afrika telah mencatat peningkatan besar dalam kasus selama seminggu terakhir, tetapi jumlah kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan gelombang sebelumnya.

Tetapi WHO mendesak negara-negara untuk bertindak cepat untuk mengendalikan penularan dan melindungi sistem kesehatan mereka dan memperingatkan agar tidak berpuas diri.

Pakar WHO Bruce Aylward dengan keras memperingatkan agar tidak melompat ke kesimpulan bahwa itu adalah penyakit ringan. "Kita bisa menyiapkan diri untuk situasi yang sangat berbahaya," tambahnya. (AFP/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik