Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Indonesia Janjikan Keketuaan G20 yang Inklusif

Dhika kusuma winata
30/10/2021 19:11
Indonesia Janjikan Keketuaan G20 yang Inklusif
Pemimpin negara-negara G20 yang tengah bertemu di Roma, Italia.( Erin SCHAFF / POOL / AFP)

PRESIDEN Joko Widodo menjaring dukungan untuk keketuaan G20 yang akan diterima Indonesia dari Italia. Dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di sela-sela kunjungan ke Roma, Italia, Sabtu (30/10), untuk menghadiri KTT G20, Presiden Jokowi menjanjikan presidensi Indonesia akan mengutamakan inklusivitas untuk pemulihan ekonomi dunia pascapandemi.

"Saya harapkan dukungan Prancis untuk keberhasilan Presidensi Indonesia di G20. Pada masa presidensi Indonesia di G20, Prancis juga akan menjabat Presiden bergilir Dewan Uni Eropa. Ini akan menjadi momen strategis kerja sama Indonesia-Prancis, baik dalam konteks bilateral, ASEAN-UE, maupun G20-UE," ujar Jokowi.

Indonesia akan menerima penyerahan keketuaan G20 dari Italia. Kepemimpinan G20 di bawah Indonesia akan dimulai Desember 2021 dan akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pada 2022.

Jokowi menjelaskan keketuaan Indonesia pada G20 nantinya akan membawa semangat solidaritas untuk bangkit bersama pascapandemi. Karena itu, Indonesia mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger.

Dalam pertemuan dengan Macron, Jokowi bertukar pikiran mengenai kerjasama Indo-Pasifik. Jokowi menyampaikan pentingnya kerjasama ekonomi, pencapaian SDGs, maritim, dan konektivitas di kawasan Indo-Pasifik, sebagaimana dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Kerja sama konkret diyakini akan dapat menurunkan tensi di kawasan Indo-Pasifik.

Baca juga: Bertemu Macron, Jokowi Bahas Kerja sama Alutsista dan Perubahan Iklim

Dalam pertemuan terpisah dengan PM Australia Scott Morrison, Jokowi juga mendorong sejumlah kerja sama konkret di sektor digital, transisi energi, dan inklusi keuangan antara Indonesia dan Australia di masa presidensi G20 Indonesia nantinya. Di sektor digital, Jokowi ingin memastikan transisi digital yang inklusif bagi pertumbuhan dan pembangunan.

Indonesia juga menginginkan dapat terus bekerja sama dengan Australia dalam pembangunan ekonomi hijau dan transisi energi. Menurut Jokowi, isu teknologi dengan harga terjangkau dan investasi memegang peran penting bagi keberhasilan transformasi ekonomi.

"Oleh karena itu saya sambut baik Joint Statement on Cooperation on the Green Economy and Energy Transition. Kerja sama yang termuat dalam joint statement ini sejalan dengan semangat presidensi G20 Indonesia di 2022," ucapnya.

Di sektor transisi energi, ujar Jokowi, G20 harus dapat memastikan ketersediaan teknologi rendah karbon dengan harga terjangkau sehingga transisi energi dapat dilakukan oleh semua negara. Sementara di sektor inklusi keuangan, secara khusus Presiden menekankan soal UMKM dan perempuan.

"Saya harap dukungan kuat Australia bagi ketiga usulan Indonesia tersebut. Saya juga berharap untuk dapat menyambut Yang Mulia secara pribadi tahun depan saat KTT kami di Bali 30-31 Oktober 2022," ungkapnya.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya