Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
AMERIKA Serikat, pada Minggu, mendesak Korea Utara untuk menghentikan uji coba rudal yang kontraproduktif, tetapi menyatakan harapan Pyongyang akan menanggapi secara positif seruan Washington untuk berdialog.
Itu terjadi setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) pada Selasa. Peluncuran tersebut mendorong pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
Baca juga: Inggris Mencatat 44.985 Kasus Baru Covid-19
Perwakilan khusus AS untuk Korea Utara Sung Kim bertemu dengan mitra selatannya Noh Kyu-duk setelah pertemuan dengan mitra Jepang mereka di Washington.
Dia menyebut peluncuran pada Selasa itu sebagai provokasi dan mendesak Pyongyang untuk menghentikan uji coba rudal yang mengkhawatirkan dan kontraproduktif.
"Kami berharap DPRK akan menanggapi secara positif penjangkauan kami," kata Kim kepada wartawan di Seoul, yang menggunakan akronim resmi Korea Utara yang sama.
Peluncuran rudal pada Selasa adalah yang terbaru dari serangkaian uji coba senjata baru-baru ini oleh negara itu, termasuk rudal jelajah jarak jauh, senjata yang diluncurkan dengan kereta api, dan apa yang dikatakan sebagai hulu ledak hipersonik.
Awal bulan ini, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyalahkan Amerika Serikat atas sanksi dan menolak pernyataan Washington bahwa mereka tidak memiliki niat bermusuhan dengan negaranya.
Kim bertemu tiga kali dengan mantan Presiden Donald Trump, yang membual akan menghentikan perang tetapi gagal mencapai kesepakatan yang komprehensif untuk mengakhiri program nuklir negara itu. Dan Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk terus mengupayakan diplomasi. (AFP/OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved