Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEJUMLAH kontroversi mengancam kepemimpinan Kristalina Georgieva di Dana Moneter Internasional (IMF) setelah perilakunya kala bekerja di Bank Dunia terungkap.
Sebuah hasil penyelidikan independen, yang dirilis pada Kamis (23/9), menemukan bahwa kala menjabat sebagai CEO Bank Dunia Georgieva merupakan salah satu dari pimpinan lembaga itu yang mendesak sstaf untuk mengubah data agar Tiongkok terlihat lebih baik dalam peringkat kemudahan berusaha edisi 2018.
Georgieva ditunjuk sebagai direktur IMF pada 2019 dan para anggota lembaga pemberi pinjaman itu, "Kini harus mengambil keputusan apakah mereka cukup mempercayainya untuk melanjutkan jabatannya," ujar pemenang hadiah Nobel Paul Romer.
Baca juga: Direktur Pelaksana IMF Diminta Mundur
"Saya rasa mereka harus memikirkan dengan matang posisi mereka," lanjutnya.
Adapun Georgieva membantah temuan itu dan menegaskan kepada para staf IMF bahwa hasil penyelidikan itu tidak benar.
"Saya tidak pernah menekan staf untuk memanipulasi data. Saya akan meminta staf untuk mengecek, double check, dan tripe check namun tidak mengubah atau memanipulasi data," tegas Georgieva seperti dilansir The New York Times yang mendapatkan transkrip pernyataannya.
Dia kemudian menegaskan sangat mempercayai data dan analisa yang kredibel yang berujung para rekomendasi yang menguntungkan semua anggota IMF.
Romer, yang menjabat sebagai kepala ekonom IMF di bawah Georgieva menuding atasannya itu melakukan whitewashing kala menyusun laporan peringkat kemudahan berusaha.
Dia akhirnya mengundurkan diri dari IMF pada Januari 2018 setelah mengungkapkan kritiknya itu.
Amerika Serikat (AS), akan menentukan nasib Feorgieva, mengingat Washington adalah pemegang hak suara terbesar di IMF.
Departemen Keuangan AS mengaku tengah menganalisa laporan itu.
"Ini adalah temuan yang sangat serius, Tanggung jawab utama kami adalah mempertahankan integritas IMF," tegas Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan resmi. (AFP/OL-1)
PEMERINTAH optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai target dengan mengandalkan kekuatan ekonomi domestik di tengah kegaduhan perekonomian global.
Salah satu faktor utama pelambatan ekonomi dunia ialah kebijakan perdagangan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat.
Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas tajam proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tahun 2025 menjadi 1,8%, turun drastis dari prediksi sebelumnya 2,7%.
Secara keseluruhan di tingkat global, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3% (yoy) pada 2025.
Erfan juga kerap menyoroti keresahan dirinya melihat tingginya kasus penderita kanker serviks yang berbanding lurus dengan angka kematian akibat menyebarnya virus HPV ini.
IMF mengumumkan bahwa misinya akan mengadakan pembicaraan dengan otoritas Rusia pada 16 September.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved