Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KEMENTERIAN Kesehatan Korea Selatan (Korsel) kembali melaporkan satu korban meninggal akibat terinfeksi virus sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), kemarin. Korban ialah pria berusia 65 tahun yang tengah dirawat di sebuah rumah sakit.
Dengan jumlah korban meninggal akibat wabah MERS mencapai 10, masyarakat 'Negeri Ginseng' makin diliputi kepanikan. Sejak kasus MERS ditemukan pertama kali pada 20 Mei lalu, virus MERS telah menginfeksi 120 orang.
Pihak kementerian kesehatan setempat mengatakan sebanyak 3.800 orang telah diisolasi dan dikaratina setelah ada dugaan kontak dengan pasien yang terinfeksi MERS.
Untuk mengantisipasi penularan MERS lebih luas, lebih dari 2.600 sekolah dan taman kanak-kanak ditutup. Namun, pada Rabu (10/6), pakar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta untuk membuka kembali sekolah. Alasannya, para korban positif terinfeksi MERS telah dibawa ke rumah sakit dan tidak ada bukti menularkan virus itu.
Pemerintah Korsel meyakini jumlah akan terus meningkat meskipun mereka mengatakan beberapa hari mendatang akan menjadi waktu yang krusial untuk menentukan apakah upaya pemerintah dalam mengatasi MERS berhasil atau tidak.
Sementara itu, tiga orang yang didiagnosis terjangkit virus MERS dipulangkan dari rumah sakit. Dengan demikian, jumlah pasien yang telah dipulangkan bertambah menjadi tujuh orang.
Belum bermutasi
Di sisi lain, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Indonesia memastikan virus corona yang menjadi penyebab penularan MERS di Korsel belum bermutasi.
Kepastian itu didapat setelah dilakukan uji pengurutan virus corona yang diambil dari sampel pasien postif terinfeksi MERS di Korsel.
"Hasil pengurutan di laboratorium menunjukkan virus corona di Korsel masih identik (almost identical) dengan virus serupa di Arab Saudi," ujar Kepala Balitbangkes Tjandra Yoga Aditama, di Jakarta, kemarin.
Pemeriksaan itu, lanjut Tjandra, juga dilakukan di Tiongkok. Sampel diambil dari pasien positif yang tertular di Arab Saudi. Hasilnya, menurutnya, sama seperti hasil uji di Korsel.
Kendati demikian, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa virus terus mencoba bermutasi. Namun, untuk saat ini, perubahan DNA dari virus corona yang menyebabkan MERS sangat minim bermutasi dari virus asalnya di Timur Tengah.
Sebelumnya, Kemenkes telah mengimbau kepada warga negara Indonesia (WNI) yang akan mengunjungi Korsel agar sebisa mungkin menjauhi 24 rumah sakit di wilayah Korsel. "Karena hampir semua penularan di Korsel terjadi di rumah sakit-rumah sakit," kata Tjandra.
Pasalnya, orang Korsel yang pertama membawa virus MERS pernah berobat ke St Mary's Family Medicine Clinic Center. Pasien yang menunjukkan gejala klinis sesak napas dan batuk-batuk itu diduga kuat menyebabkan penularan pada 37 pasien lain di rumah sakit tersebut. (AP/Tlc/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved