Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PRESIDEN Tunisia Kais Saied, Selasa (14/9), mengatakan negara itu dijalankan oleh mafia dan berjanji untuk memerangi politisi korup.
"Ini adalah negara dengan dua rezim, rezim nyata, rezim institusi, dan rezim nyata, mafia yang memerintah Tunisia," kata Saied dalam sebuah video yang diunggah di halaman Facebook kepresidenan. "Saya tidak akan terlibat dalam dialog dengan pencuri."
Saied, seorang ahli teori hukum dan mantan profesor hukum, terpilih pada 2019 dan menyebut dirinya sebagai penafsir utama konstitusi.
Baca juga: AS Sebut Hampir 500 Warga Afghanistan Dievakuasi dari Uzbekistan
Dia menggunakan kekuasaan itu pada 25 Juli untuk memecat perdana menteri, membekukan parlemen, dan mencabut kekebalan anggota parlemen, serta mengambil alih semua kekuasaan eksekutif. Dia juga telah mengambil alih kekuasaan kehakiman.
Perebutan kekuasaan itu terjadi di tengah pertikaian legislatif yang kronis yang telah melumpuhkan pemerintahan. Itu diikuti oleh gerakan antikorupsi, yang mencakup penahanan, larangan bepergian, dan tahanan rumah bagi para politisi, pengusaha, dan pejabat pengadilan.
Saied belum menunjuk pemerintahan baru atau mengungkapkan peta jalan menuju normalisasi, meskipun ada tuntutan berulang dari partai politik.
Selama akhir pekan, dia mengatakan akan segera ada pencalonan untuk pemerintahan baru dan berbicara tentang reformasi konstitusi.
"Pemerintahan (baru) akan datang," katanya, Selasa (14/9). "Tapi, kita perlu tahu kebijakan apa yang akan diterapkan. Tujuannya adalah untuk memenuhi tuntutan rakyat Tunisia." (AFP/OL-1)
Kepala Front Keselamatan Nasional menyoroti jajak pendapat terbaru yang merupakan kegagalan Presiden Tunisia Kais Saied. Serta, menyerukan protes massal untuk menuntut pemilihan presiden.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved