Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

215 Jasad Anak Ditemukan di Lahan Bekas Sekolah Asrama

Henry Hokianto
31/5/2021 10:09
215 Jasad Anak Ditemukan di Lahan Bekas Sekolah Asrama
Warga suku asli Kanada turun ke jalan setelah mendengar kabar penemuan jasad 215 anak di sekolah berasrama di negara itu.(AFP/Peter MCCABE)

KANADA, Minggu (30/5), mengibarkan bendera setengah tiang untuk berduka atas 215 jasad anak yang ditemukan di lahan bekas sekolah asrama yang didirikan satu abad yang lalu untuk mengasimilasi masyarakat adat.

“Untuk menghormati 215 anak yang nyawanya diambil di bekas sekolah asrama Kamloops dan semua anak Pribumi yang tidak pernah pulang, yang selamat, dan keluarga mereka, saya meminta The Peace Tower (Menara Perdamaian) di Ottawa dan semua bendera di gedung federal agar dikibarkan setengah tiang,” ujar Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau lewat Twitter.

Toronto dan beberapa kotamadya lain dikabarkan juga akan merendahkan bendera mereka.

Baca juga: Biden Janji Desak Putin Lindungi HAM

Kabar duka ini tentunya memicu emosi yang kuat di seluruh Kanada, terutama di komunitas adat. Beberapa di antara korban bahkan baru berusia tiga tahun.

Seorang spesialis menggunakan radar penembus tanah untuk mengonfirmasi jenazah siswa yang bersekolah di dekat Kamloops, British Columbia, kata suku Tk’emlups Secwepemc dalam pernyataan mereka, Kamis (27/5) malam.

Sekolah Kamloops Indian Residential merupakan sekolah berasrama terbesar dari 139 sekolah lainnya yang didirikan pada akhir abad ke-19 dengan hampir 500 siswa yang terdaftar dan datang dalam waktu bersamaan. Sekolah tersebut dioperasikan oleh gereja Katolik yang mewakili pemerintahan Kanada pada 1890 hingga 1969.

Sekitar 150.000 anak dari berbagai ras terdaftar secara paksa di sekolah itu, dengan para siswa tersebut dilecehkan secara fisik dan seksual oleh kepala sekolah mereka dan para guru yang melucuti budaya dan bahasa mereka.

Saat ini, pengalaman tersebut disalahkan atas tingginya angka kemiskinan, alkoholisme, dan kekerasan dalam rumah tangga, serta tingginya tingkat bunuh diri dalam komunitas suku asli di Kanada.

Ottawa telah secara resmi meminta maaf di 2008 atas apa yang kemudian disebut sebagai “genosida budaya” sebagai bagian dari penyelesaian masalah. Sekitar K$1,9 miliar dibagikan kepada para mantan siswa.

“Saya telah mengatakannya sebelumnya bahwa sekolah berasrama merupakan genosida terhadap rakyat kita. Ini adalah contoh lain dari genosida dalam praktiknya, kematian anak-anak yang tidak tercatat,” ujar Ketua Nasional Majelis Nasional Perry Bellegarde, Minggu (30/5) di saluran berita CTV.

Bellegarde mencatat masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi jenazah, menemukan keluarga mereka, dan memeriksa lokasi sekolah berasrama lainnya.

Bellegarde juga mengungkapkan pemerintah federal “mempunyai tanggung jawab untuk memastikan sumber daya ini tersedia untuk mendapatkan jawaban.” (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya