Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SEJUMLAH lima orang tewas akibat angin kencang dan gelombang tinggi menerpa India pada Rabu (26/5). Ini merupakan topan kedua yang melanda negara tersebut dalam beberapa minggu.
Topan adalah ancaman yang biasa terjadi Samudra Hindia bagian utara, tetapi banyak ilmuwan mengatakan kini badai jadi lebih parah dan sering melanda karena perubahan iklim menghangatkan perairan Teluk Benggala dan Laut Arab.
Hampir seminggu setelah Topan Tauktae merenggut sekitar 155 nyawa di India barat, Topan Yaas telah memaksa evakuasi lebih dari 1,5 juta orang di negara bagian timur Bengal Barat dan Odisha.
Kepala Menteri Benggala Barat Mamata Banerjee mengatakan kota tepi laut Digha telah dibanjiri oleh gelombang setinggi empat meter. Dia mengatakan dua telah tewas, termasuk satu orang yang terseret ke laut oleh ombak di Digha dan satu lagi tertimbun reruntuhan rumahnya.
“Hampir 20.000 rumah rusak dan puluhan pulau sungai terendam banjir, dengan sejumlah tanggul jebol,” kata Banerjee.
Badai disertai hujan lebat dan angin yang berembus hingga 155 km/jam, setara dengan badai Kategori Dua.
"Saya belum pernah melihat badai seperti itu dalam hidup saya," kata warga Digha Purnendu Jana.
"Air mungkin melintasi jalan utama untuk pertama kalinya,” imbuhnya.
Pemilik hotel setempat Shiuli Das mengatakan, "Banyak dari kami di sini, kami semua benar-benar ketakutan".
Di Odisha, seorang pemuda dan seorang pendeta tewas dalam insiden terpisah setelah mereka tertimpa pohon yang tumbang.
“Ada kerusakan parah dengan ratusan pohon tumbang, beberapa menumbangkan kabel listrik,” kata petugas penyelamat Pradeep Kumar Jena.
“Beberapa rumah beratap jerami juga rusak selama badai, tetapi jaringan telekomunikasi tidak terpengaruh,” tambahnya.
Baca juga: Topan Yaas Mendekat India Mulai Mengevakuasi Warganya
Menteri Utama negara bagian Naveen Patnaik mengatakan bantuan akan diberikan kepada lebih dari 100 desa yang terputus akibat gelombang pasang.
Di negara tetangga Bangladesh, seorang pria tewas akibat pohon yang tumbang ketika ombak menghantam pertahanan air dan menggenangi ribuan rumah.
Militer Bangladesh menambahkan 12 awak kapal kargo yang membawa batu di Teluk Benggala telah diselamatkan setelah tenggelam di tengah kondisi ekstrem.
Penduduk setempat khawatir situasinya akan memburuk pada malam hari karena air pasang naik ke level yang lebih tinggi dari biasanya karena bulan purnama.
"Rumah saya sudah terendam air setinggi empat kaki. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi selama bulan purnama malam ini," kata Mostak Ahmed melalui telepon dari Khulna, di selatan negara itu.
Pukulan Mengerikan
Hampir 5.000 pekerja bencana dikerahkan di India dengan penebang pohon dan kawat, komunikasi darurat, perahu karet dan bantuan medis, menurut Pasukan Tanggap Bencana Nasional.
Para pejabat khawatir badai itu akan semakin memperumit upaya untuk menghentikan lonjakan kasus virus korona yang kini telah menewaskan 310.000 orang di India.
Masker dibagikan di tempat penampungan darurat, tetapi menteri negara bagian Benggala Barat Bankim Chandra Hazra mengatakan bahwa menjaga jarak sosial akan menjadi tantangan besar.
"Topan ini menimbulkan masalah ganda bagi jutaan orang di India karena tidak ada jeda dari covid-19," kata Udaya Regmi dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Beberapa pusat vaksinasi di distrik yang terancam, serta Kolkata, menghentikan operasi dan upaya khusus telah diluncurkan untuk memastikan pasokan oksigen dan obat-obatan ke rumah sakit.
Beberapa badai paling mematikan dalam sejarah telah terbentuk di Teluk Benggala, termasuk badai pada tahun 1970 yang menewaskan setengah juta orang di tempat yang sekarang disebut Bangladesh.
Topan terburuk di Odisha, pada tahun 1999, menewaskan 10.000 orang.
Tahun lalu, Topan Amphan, yang terparah sejak saat itu, menyebabkan kerusakan luas, tetapi evakuasi tepat waktu menyebabkan kurang dari 150 korban jiwa.(Straitstimes/OL-5)
SATU orang dilaporkan tewas dan 73 orang terluka menyusul hantaman Topan Super Kong-rey yang melanda Taiwan, Kamis (31/10/2024).
Para ilmuwan memperkirakan lebih banyak badai besar di masa depan. IPCC menyatakan aktivitas manusia berkontribusipada fenomena ini.
Empat korban tewas tercatat di Daerah Otonomi Bangsamoro yang terletak di Pulau Mindanao yang mayoritas penduduknya Muslim.
Topan Yogi, yang melanda Vietnam sejak Sabtu (7/9) pekan lalu itu, merupakan badai terkuat yang pernah terjadi di Asia Tenggara dalam beberapa dekade.
Penjaga Pantai Filipina mempersiapkan penempatan penghalang terapung dan selang penyedot untuk menangani tumpahan minyak dan mencegahnya mencapai ibu kota, Manila.
Topan Gaemi mencapai Tiongkok tenggara setelah melintasi Selat Taiwan, memicu peringatan tentang potensi banjir, genangan air, dan peningkatan aliran sungai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved