Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PANDEMI covid-19 kini telah menyebabkan lebih dari 2 juta orang meninggal di seluruh dunia. Hal itu diungkapkan Sekjen PBB António Guterres sembari meratapi dampak virus yang dahsyat ini.
“Dunia kita telah mencapai tonggak yang menyayat hati,” kata Guterres, Jumat (15/1).
“Di balik jumlah yang mengejutkan itu ada nama dan wajah, senyuman yang kini hanya tinggal kenangan, kursi yang selalu kosong di meja makan, ruangan yang bergema dengan kesunyian orang yang dicintai,” tambahnya.
Baca juga: India Mulai Kampanye Vaksinasi Covid-19
Politisi Portugal itu pun menyerukan solidaritas global yang lebih besar untuk mendanai upaya vaksinasi dan mendesak warga untuk tetap berpegang pada protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan menggunakan masker.
Data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan pencapaian covid-19 terbaru dicapai pada Jumat (15/1), dengan rata-rata 11.900 kematian harian dicatat tahun ini. Angka itu menunjukkan bahwa setiap delapan detik ada seseorang yang sedang kritis karena covid-19.
Jumlah kematian global mencapai 1 juta pada akhir September, sembilan bulan setelah covid-19 pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, Tiongkok.
Namun, kini, hanya butuh lebih dari tiga bulan untuk mencapai dua kali lipat dari angka tersebut.
Beberapa negara yang terkena dampak paling parah, termasuk Amerika Serikat (AS), Brasil, Meksiko, dan Inggris, saat ini, mengalami lonjakan infeksi dan kematian.
“Apa yang tidak pernah terlihat adalah bahwa begitu banyak kematian terjadi di negara-negara terkaya di dunia,” kata Ahli Penyakit Menular di Universitas Exeter Bharat Pankhania.
“Bahwa negara-negara terkaya di dunia bisa salah kelola dengan begitu buruk sungguh mengejutkan,” imbuhnya.
AS memiliki jumlah kematian tertinggi di dunia, dengan lebih dari 386.000 kematian. Negara tersebut menyumbang satu dari setiap empat kematian yang dilaporkan di seluruh dunia setiap hari.
Negara-negara yang terkena dampak terburuk berikutnya adalah Brasil, dengan lebih dari 207.000 kematian, India 152.000, Meksiko 138.000, dan Inggris lebih dari 86.000 kematian.
Kelima negara itu berkontribusi pada hampir 50% dari semua kematian akibat covid-19 di dunia, tetapi hanya mewakili 27% dari populasi global.
Eropa, wilayah yang paling parah terkena dampak di dunia, sejauh ini telah melaporkan lebih dari 615.000 kematian dan menyumbang hampir 31% dari semua kematian terkait covid-19 secara global.
Dalam pernyataannya, Guterres mendesak para pemimpin dunia untuk meningkatkan kepercayaan dan pengetahuan terhadap vaksin dengan komunikasi efektif yang didasarkan pada fakta.
Namun, hal itu tidak terjadi di mana-mana. Di Brasil, dengan lebih dari 1.000 orang meninggal setiap hari, Presiden Jair Bolsonaro telah berulang kali mempertanyakan keamanan vaksin dan mengatakan akan menolak divaksinasi.
“Tidak ada yang akan dipaksa untuk divaksinasi,” tegas Bolsonaro.
“Jika Anda tidak menginginkannya, jangan terima. Itu hakmu. Lagi pula kita tidak memiliki bukti (vaksin aman),” imbuhnya.
Menurut Universitas Oxford, 35 juta dosis vaksin covid-19 telah diberikan di seluruh dunia, sebagian bersar di antaranya didistribusikan di negara-negara kaya seperti Inggris.
Pada Jumat (15/1), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengklaim kampanye vaksinasi terbesar dan tercepat dalam sejarah sedang berlangsung di sana.
"Kemungkinan Anda mengenal seseorang secara pribadi yang telah menerima vaksin," tutur Johnson.
Tetapi di banyak negara berkembang, termasuk Brasil, vaksinasi belum dimulai, dengan beberapa spesialis yakin kelambanan pemerintah berarti banyak negara akan mengalami keadaan yang lebih buruk tahun ini dibandingkan tahun lalu. (The Guardian/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved