Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Tahun Kedua Pandemi makin Sulit

(Aiw/CNA/H-1)
15/1/2021 05:50
Tahun Kedua Pandemi makin Sulit
Pejabat Tinggi Darurat WHO Mike Ryan( (Dok. who.int))

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kondisi pada tahun kedua pandemi covid-19 akan lebih sulit jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini karena merebaknya varian baru virus yang menyebar lebih cepat, terutama di belahan bumi utara.

"Kita akan memasuki tahun kedua, ini bahkan bisa lebih sulit, mengingat dinamika transmisi dan beberapa masalah yang kita lihat," kata Pejabat Tinggi Darurat WHO Mike Ryan. Hingga saat ini jumlah kematian di seluruh dunia mendekati 2 juta orang sejak pandemi terjadi, dengan 91,5 juta orang terinfeksi.

Dalam pembaruan epidemiologi yang dikeluarkan tadi malam, WHO menyebut setelah dua minggu lebih sedikit kasus yang dilaporkan, sekitar 5 juta kasus baru dilaporkan minggu lalu, kemungkinan akibat dari melemahnya pertahanan selama musim liburan.

"Pastinya di belahan bumi utara, khususnya di Eropa dan Amerika Utara, kami telah melihat badai musim yang seperti itu. Musim dingin, orang-orang di dalam, percampuran sosial yang meningkat dan kombinasi faktor-faktor yang telah mendorong peningkatan penularan di banyak negara masih terjadi,” tutur Ryan.

"Setelah liburan, di beberapa negara situasinya akan menjadi jauh lebih buruk sebelum menjadi lebih baik,” ujar Kepala Teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove mengingatkan.

Di tengah kekhawatiran yang berkembang terhadap varian virus korona yang lebih menular, pemerintah di seluruh Eropa pada Rabu (13/1) mengumumkan pembatasan virus korona yang lebih ketat dan lebih lama.

"Saya khawatir kita akan tetap dalam pola puncak dan palung dan puncak dan palung ini, dan kita dapat melakukannya dengan lebih baik," kata Van Kerkhove.

Dia menyerukan masyarakat untuk menjaga jarak fisik. Menurutnya, semakin jauh, semakin baik.

Sementara itu, Delfraissy, seorang penasihat ilmiah terkemuka asal Prancis, mengatakan negaranya tidak perlu menutup sekolah-sekolah. Namun, langkah pembatasan lanjutan harus dilakukan guna memperlambat infeksi covid-19 lebih lanjut dan khususnya penyebaran varian baru asal Inggris.

Menurutnya, varian covid-19 Inggris menyumbang sekitar 1% dari infeksi covid-19 baru di Prancis. (Aiw/CNA/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya