Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PUSAT penelitian Finlay Vaccine Institute (IFV), Sabtu, mengatakan bahwa Kuba akan menguji kandidat vaksin virus koronanya di Iran.
IFV yang dikelola negara dan Institut Pasteur Iran menandatangani perjanjian di Havana yang akan melihat uji klinis fase III di Iran. Itu dilakukan sebagai langkah yang lebih cepat untuk imunisasi terhadap covid-19 di kedua negara.
Berita itu datang setelah pemimpin tertinggi Iran pada Jumat melarang impor vaksin yang diproduksi Amerika dan Inggris untuk melawan covid-19, dengan mengatakan mereka sama sekali tidak bisa dipercaya.
Ayatollah Ali Khamenei mengatakan dalam sebuah kicauan di Twitter disertai dengan tagar #CoronaVaccine, 'Bukan tidak mungkin mereka ingin mencemari negara lain'.
Iran telah melaporkan lebih dari 1,2 juta kasus virus korona baru, yang telah menyebabkan lebih dari 56.000 kematian. Mereka menuduh musuh bebuyutan Amerika Serikat menghambat aksesnya ke vaksin melalui rezim sanksi yang keras.
"Sovereign 02 adalah kandidat vaksin virus korona paling maju di negara itu, yang menunjukkan respons kekebalan dini (pada 14 hari)," kata Direktur IFV Vicente Verez, Desember.
Sulit untuk melakukan uji klinis fase III di Kuba, katanya, karena wabahnya tidak seserius yang terjadi di banyak negara besar.
Meskipun kasus di Kuba meningkat karena pembukaan perbatasannya, negara berpenduduk 11,2 juta itu telah menyaksikan sekitar 14.000 kasus dan 148 kematian, angka yang lebih rendah daripada tetangganya di wilayah tersebut.
Pusat Rekayasa Genetika dan Bioteknologi sedang mengerjakan dua kandidat vaksin lainnya, Mambisa dan Abdala. Ilmuwan Kuba memiliki pengalaman dalam mengembangkan dan membuat vaksin. (AFP/Nur/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved