Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Iran Tingkatkan Pengayaan Uranium

MI
06/1/2021 03:00
Iran Tingkatkan Pengayaan Uranium
Iran tingkatkan eengayaan uranium(AFP)

IRAN memicu kekhawatiran dunia internasional setelah memulai proses pengayaan uranium hingga kemurnian 20%, jauh di atas ambang batas yang telah ditetapkan dalam kesepakatan nuklir 2015.

“Proses untuk memproduksi 20% uranium yang diperkaya telah dimulai di kompleks Shahid Alimohammadi (Fordo),” kata juru bicara pemerintah, Ali Rabiei, kemarin.

Menteri Luar Negeri Javad Zarif dalam cicitannya di Twitter mengatakan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah diberi tahu seperti yang seharusnya. 

IAEA membenarkan kegiatan di fasilitas nuklir bawah tanah milik Iran itu. Untuk membuat bom nuklir sendiri, diperlukan pengayaan uranium hingga 90%.

Menurut laporan terbaru IAEA yang diterbitkan pada November, Teheran sebelumnya memperkaya uranium ke tingkat yang lebih besar daripada batas yang ditetapkan dalam perjanjian Wina 2015 (3,67%), tetapi tidak melebihi ambang batas 4,5% dan masih mematuhi inspeksi badan tersebut.

Namun, telah terjadi perubahan sejak terbunuhnya fisikawan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, pada akhir November yang disebut dilakukan Israel. Kelompok garis keras di Teheran menuntut balas dan parlemen yang didominasi kelompok konservatif lalu mengesahkan RUU untuk pencabutan sanksi dan perlindungan kepentingan rakyat Iran. RUU itu juga menyerukan dimulainya produksi dan penyimpanan setidaknya 120 kilogram per tahun dari 20% uranium yang diperkaya.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyebut pengayaan uranium itu sebagai upaya Iran untuk memeras negara lain dengan bantuan tenaga nuklir. “Usaha Iran itu tidak akan pernah berhasil,” kata Kemenlu AS.

Presiden Iran Hassan Rouhani sejauh ini telah memberikan sinyal untuk bersedia berunding kembali dengan pemerintahan AS di bawah Joe Biden.

Dalam perkembangan lainnya, Iran kemarin menahan kapal Hankuk Chemi yang berbendera Korea Selatan dan membawa produk kimia di Selat Hormuz dengan alasan menyebabkan polusi. Korsel menuntut kapal itu segera dibebaskan dan telah mengirim unit antibajak laut ke perairan Teluk. (AFP/Aiw/X-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya