Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
DESAINER Prancis Pierre Cardin, yang mengejutkan dunia fesyen dengan kreasinya yang virioner sembari menjadikan namanya sebagai mereka dunia, meninggal dunia pada Selasa (29/12) di usia 98 tahun.
Cardin menjadi terkenal di Eropa selepas Perang Dunia II dengan desainnya yang futuristis yang bak datang dari planet lain.
Cardin, yang terlahir dari keluarga miskin di Italia utara namun kemudian menjadi bintang festen Prancis, meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Neuilly, barat Prancis.
"Ini adalah hari yang menyedihkan bagi keluarga kami. Pierre Cardin telah tiada," ungkap pernyataan dari keluarga Cardin.
Baca juga: Ada Optimisme Stimulus Fiskal, Wall Street Dibuka Menguat
Dalam pernyataan itu, keluarga juga mengatakan setelah hidup selama hampir satu abad, Cardin meninggalkan Prancis dan dunia dengan warisan artistik yang unik dan luar biasa, bukan hanya di dunia fesyen.
Desainer Jean-Charles de Castelbaja, direktur artistik Benetton, mengatakan Cardin adalah manusia yang luar biasa yang tidak membatasi antara fesyen, desain, dan arsitektur.
"Inspirasi dia memancing imajinasi saya," ujar De Castelbaja sembari menambahkan, bagi Cardin, marketing dan promosi karyanya sama pentingnya dengan karyanya itu sendiri.
Jean-Paul Gaultier, yang dijuluki enfant terrible dari dunia fesyen Prancis melontarkan pujian untuk Cardin yang mempekerjakannya di awal kariernya.
"Terima kasih Monsiuer Cardin karena membuka pintu fesyen bagi saya dan mewujudkan mimpi saya," cicit Gaultier.
Lahir pada 1922 di Venice, Italia utara, Cardin masih kanak-kanak ketika keluargannya berimigrasi ke Prancis.
"Lahir di Italia, Pierre Cardin tidak pernah lupa dengan asalnya saat mempersembahkan cinta untuk Prancis," ungkap keluarga Cardin.
Cardin tumbuh di kota industri Prancis, Saint Etienne, dan menjadi anak didik seorang penjahit di Vichy saat berusia 17 tahun, khusus untuk gaun perempuan.
Hijrah ke Paris, dia mendesain set dan kostum untuk film Beauty and the Beast yang disutradarai Jean Cocteau pada 1947.
Setelah sempat bekerja untuk Christian Dior, Cardin mendirikan label fesyennya sendiri pada 1950.
Dia langsung menorehkan dana sebagai inovator dengan menciptakan gaun gelembung yang legendaris pada 1954.
Cardin juga mengejutkan di tingkat komersial dengan memproduksi koleksi siap pakai untuk departement store Paris, Printemps. (AFP/OL-1)
KETUA Gekrafs Temi Sumarlin mengungkapkan industri kreatif Tanah Air memiliki potensi besar, salah satunya fesyen. Industri subsektor ekraf itu dinilai menjanjikan
DESAINER Nila Baharuddin, kembali hadir di Jepang dengan koleksi eksklusif tas handmade. Salah satu yang menjadi sorotan utama dalam koleksinya adalah tas perpaduan makramé dan rotan.
Anna Wintour mundur dari American Vogue setelah 37 tahun. Ia tetap pegang posisi global di Condé Nast. Pergantian besar tengah terjadi di tubuh perusahaan.
Busana dengan gaya khas Italia 1951 tampil di koleksi dari merek fesyen asal Italia Max Mara, berkolaborasi dengan merek dasi asal Italia E. Marinella.
DESAINER dan pelestari warisan budaya Indonesia, Era Soekamto telah menerima penghargaan dari UNESCO atas komitmennya yang berkelanjutan dalam melestarikan budaya
Temukan perjalanan inspiratif THENBLANK, brand fashion lokal yang lahir dari ruang tamu kecil hingga sukses menembus pasar digital bersama Shopee.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved