Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) berpendapat bahwa pada 2021 masyarakat global harus memberi perhatian khusus pada studi strain baru virus korona, termasuk yang terdeteksi di Inggris dan Afrika Selatan. Selain itu, masyarakat perlu berbagi informasi penelitian tentang hal tersebut.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan bahwa pada 2021 masyarakat global akan menghadapi tantangan baru
dan varian baru covid-19.
“Saat ini, kami bekerja sama dengan para ilmuwan di seluruh dunia untuk lebih memahami setiap dan semua perubahan pada virus dan bagaimana perubahan ini memengaruhi kemampuannya untuk menyebarkan atau membuat orang sakit, atau potensi dampak apa pun pada tes, perawatan, dan vaksin yang tersedia,” kata Tedros.
Dia mendesak semua negara segera berbagi dengan WHO dan negara lain soal informasi urutan epidemiologi, virologi, dan genom lengkap dari jenis virus korona yang baru terdeteksi.
“Kita harus memastikan bahwa negara tidak dihukum karena secara transparan membagikan temuan ilmiah baru,” tandasnya.
Korsel tinjau obat covid-19
Badan Keamanan Obat Korea Selatan menyatakan telah meluncurkan ulasan tentang perawatan virus korona dari Celltrion Inc, sebuah langkah yang berpotensi mengarah pada produksi dan penjualan obat tersebut.
Upaya tersebut dilakukan hanya berselang beberapa jam setelah Celltrion Inc, raksasa farmasi di Korea Selatan, mengajukan persetujuan bersyarat untuk perawatan antibodi monoklonal anti-covid-19 yang diberi nama CT-P59 dengan Kementerian Keamanan Makanan dan Obat.
Celltrion telah menyelesaikan uji klinis fase dua dari pengobatan antibodi.
Celltrion mengatakan bahwa CT-P59 mempersingkat waktu pemulihan pasien tanpa adanya laporan efek samping. Perusahaan juga
menyebutkan obat tersebut mampu membunuh virus korona dalam 4-5 hari, yang secara efektif melindungi pasien dengan gejala ringan agar tidak berkembang menjadi kasus yang parah.
Kementerian mengatakan pihaknya akan menyetujui CT-P59 dengan syarat Celltrion menyerahkan hasil uji klinis fase tiga yang sedang berlangsung setelah keamanan dan kemanjuran pengobatan sepenuhnya ditunjukkan. Mereka berencana menyelesaikan proses perizinan dalam 40 hari. (Aiw/TASS/YNA/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved