Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
ASOSIASI Batu Bara Sedunia (World Coal Association - WCA) mendorong Indonesia untuk mengambil peranan strategis dalam industri batubara dunia dalam industri batu bara bersih (clean coal technology) seiring potensi yang dimiliki Indonesia serta berbagai upaya yang tengah dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan energi ramah lingkungan saat ini.
Indonesia sebagai negara yang berada di kawasan ASEAN, memiliki potensi ekonomi yang sangat baik berkat kekayaan sumber daya alam, termasuk batubara akan terus memainkan peran yang penting dalam keberlangsungan ketahanan energi.
Riset WCA memperkirakan pada tahun 2040 batubara masih akan berkontribusi signifikan terhadap upaya pemenuhan kontribusi energi listrik sebesar 39% untuk kawasan Asia Tenggara sehingga urgensi akan penggunaan teknologi batubara yang bersih semakin meningkat.
“Dialog tentang energi bersih selama ini didominasi oleh negara Barat, dengan sudut pandang yang tidak relevan terhadap keadaan di negara-negara berkembang yang masih bergantung terhadap batu bara dalam pemenuhan kebutuhan energinya. Paradigma ini harus berubah karena aspek ekonomis dan lingkungan perlu berjalan seiringan, tanpa merugikan satu sama lain,” kata Chief Executive WCA, Michelle Manook.
Manook menambahkan banyak negara yang sudah melangkah maju dengan teknologi batu bara bersih di ASEAN, terutama teknologi dengan tinggi efisiensi dan rendah emisi (HELE), guna menjembatani kesenjangan dalam mencapai nol emisi.
Indonesia juga didorong membangun pembangkit listrik supercritical pertamanya yang berkapasitas 660 MegaWatt di Cirebon pada 2011/2022 dan PLTU Paiton dengan total kapasitas 815 megawatt.
Industri batubara di Indonesia tumbuh signifikan dalam beberapa dekade terakhir, bahkan nilai ekspornya berkontribusi terhadap 31,7% ekspor batu bara global. Studi Oxford Institute for Energy Studies menyebutkan bahwa industri batu bara menyumbang sedikitnya 4% dari total Produk Domestik Bruto (GDP) Indonesia.
Hal tersebut juga diperkuat dengan rencana Indonesia dalam menjajaki peluang ekspor batu bara ke beberapa negara lain seperti Bangladesh, Pakistan, dan Vietnam.
“Jenis batubara dari Indonesia cocok sebagai bahan campuran, dan salah satu anggota kami dari Indonesia, Berau (Berau Coal) sangat berpengalaman dalam mengolah batu bara yang diproduksi dari beberapa tambang batubara Indonesia,” katanya.
Manook melanjutkan Indonesia sebagai negara rumah cadangan batubara terbesar ke-10 dunia menurut BP Statistical Review of World Energy 2019, berperan penting dalam menjamin keamanan dan ketahanan energi tidak hanya dalam ranah kawasan ASEAN, namun juga secara global.
Terlebih, berdasarkan laporan dari IEA CCC tahun 2019, produksi batu bara Indonesia memberikan kontribusi positif terhadap aspek makro ekonomi domestik.
“Lebih jauh, hal ini bukan hanya mengenai isu batubara saja, namun tentang hak setiap negara berkembang untuk memilih teknologi energi bersih untuk menciptakan manfaat ekonomi serta menjamin keamanan pasokan energinya,“ tegas Manook.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Pusat Energi ASEAN (ASEAN Centre for Energy - ACE) Nuki Agya Utama mengatakan Indonesia sejauh ini telah memainkan peran yang cukup signifikan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan energi di kawasan ASEAN.
“Kita harus ingat bahwa penggunaan batu bara sendiri tidak selalu berasosiasi dengan perusakan lingkungan. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk mengurangi angka emisi karbon sekaligus menempatkan industri ini sebagai salah satu motor pembangunan ekonomi di kawasan ASEAN lewat dukungan pasokan energi yang terjangkau, handal dan fleksibel,” kata Nuki.
Hal itu pula yang mendorong ACE mengambil peran untuk tantangan yang kerap dihadapi oleh negara-negara berkembang saat ini adalah kebijakan dan strategi energi masing-masing negara yang dinilai masih memerlukan dukungan untuk terus mendorong implementasi teknologi batu bara bersih secara keseluruhan.
Sebagai langkah konkret, ACE dan WCA baru-baru ini menandatangani nota kesepahaman yang meliputi berbagai kerja sama dan dialog untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berbagai negara di ASEAN lewat implementasi teknologi batubara bersih.
Dalam kerangka kerja sama tersebut, Pusat Energi ASEAN dan Asosiasi Batu Bara Sedunia sekarang sedang menjalankan tiga studi utama yang didukung oleh semua anggota negara bagian ASEAN yaitu “Biaya listrik rata dengan nilai yang disesuaikan (VALCOE) untuk Asia Tenggara”, “Batubara dan Tujuan Perkembangan Berkelanjutan” dan “Nilai Penggunaan CCUS (Carbon Capture, Utilisation and Storage) di ASEAN”.
Salah satu poin kesepakatan yang tertuang dalam MoU antara WCA dengan ACE adalah komitmen kedua pihak untuk meningkatkan koordinasi secara strategis, termasuk kepada bantuan finansial untuk ASEAN dalam implementasi terobosan teknologi pengelolaan batu bara.
Dengan kerja sama tersebut diharapkan berbagai agenda pembangunan berkelanjutan, kebijakan sosial, serta kerjasama lingkungan nantinya dapat dikemas dalam sebuah kebijakan energi yang holistik.
Asosiasi Batu Bara Sedunia (WCA) mewakili para pemimpin industri, dan berkomitmen untuk membangun masa depan berkelanjutan untuk batubara. WCA memainkan peran aktif untuk mencapai aspirasi ekonomi dan lingkungan global kami.
Anggota Korporat WCA adalah: Adani Global, Anglo American, Aurizon, Caterpillar Global Mining, Cerrejón, China Energy Investment Corporation, Dyno Nobel, GE Steam Power, Glencore, Komatsu, Orica, Peabody, PT Berau Coal Energy, SUEK, Whitehaven Coal Limited, XCoal Energy & Resources, Yancoal.
Pusat Energi ASEAN (ACE) merupakan organisasi antar-pemerintah yang bernaung dalam ASEAN dan mewakili kepentingan tiap Negara Anggota ASEAN pada sektor energi, serta sebagai wadah kerjasama multilateral kolektif di bidang energi berkelanjutan.
Sedangkan Asosiasi Batu Bara Sedunia (WCA) merupakan sebuah wadah yang mewakili pemain industri global dengan komitmen untuk membentuk masa depan berkelanjutan bagi industri batu bara. (RO/OL-09)
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
Terwujudnya Taman Kehati diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan ekosistem.
Smart Irrigation Systemdirancang untuk mengatur jumlah air dan pupuk yang digunakan oleh petani secara efisien dengan bantuan aplikasi mobile.
Event ini diikuti sekitar 8 ribu orang,termasuk 1.500 pebalap dari 19 negara untuk 9 kategori perlombaan.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mencatatkan pencapaian gemilang di kancah internasional dengan berhasil meraih lima penghargaan global dalam ajang RBI
Kawasan industri ModernCikande di Serang, Banten, akan mewakili Indonesia dalam ajang FIABCI World Prix D'Excellence Awards 2025 yang akan diselenggarakan di Lagos
Tema yang diangkat konferensi internasional Untar ini menyoroti perlunya perubahan ini karena masyarakat sekarang mengharapkan perusahaan untuk mendukung perubahan sosial dan lingkungan.
Connie menyebut Trump cenderung mengadopsi kebijakan inward-looking atau berfokus pada isu domestik AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved