Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

PBB Desak Seluruh Dunia Umumkan Keadaan Darurat Iklim

Nur Aivanni
13/12/2020 13:39
PBB Desak Seluruh Dunia Umumkan Keadaan Darurat Iklim
Perubahan iklim(Ilustrasi)

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB), mendesak para pemimpin di seluruh dunia untuk mengumumkan keadaan darurat iklim global. Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam KTT Ambisi Iklim yang digelar secara virtual.

Guterres mengatakan komitmen yang dibuat di Paris pada 2015 sudah jauh dari cukup untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celcius.

"Jika kita tidak mengubah arah, kita mungkin menuju bencana kenaikan suhu lebih dari 3,0 derajat abad ini," katanya, kemarin.

"Itulah mengapa hari ini, saya menyerukan kepada semua pemimpin di seluruh dunia untuk mengumumkan Keadaan Darurat Iklim di negara mereka sampai netralitas karbon tercapai," tambahnya.

Ada lebih dari 70 pemimpin dunia mengikuti KTT tersebut. AS adalah salah satu negara yang tidak hadir setelah meninggalkan pakta Paris. Tapi, Presiden AS terpilih Joe Biden mengeluarkan pernyataan bahwa tidak ada waktu untuk disia-siakan ketika dia bersiap untuk menerima kesepakatan itu lagi.

Dalam KTT tersebut, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berkomitmen untuk mengakhiri semua dukungan langsung Inggris untuk sektor bahan bakar fosil di luar negeri. Dan dia telah mempresentasikan rencana untuk revolusi industri hijau yang menciptakan hingga 250.000 pekerjaan, terutama di bidang energi terbarukan.

Baca juga : Peru Tunda Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinopharm

"Kami melakukannya karena kami tahu bahwa kemajuan ilmiah akan memungkinkan kami, secara kolektif sebagai umat manusia, untuk menyelamatkan planet kami dan menciptakan jutaan pekerjaan dengan keterampilan tinggi saat kami pulih dari covid," katanya.

Sementara itu, Israel dan Pakistan berjanji untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara.

Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan pihaknya akan berupaya untuk mengurangi intensitas emisinya sebesar 65 persen pada tahun 2030, dibandingkan dengan tahun 2005.

Dia berjanji untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida sebelum 2030, mengulangi janji yang dia buat pada September, ketika ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengatakan akan mencapai emisi nol-bersih pada 2060.

Kepala Kebijakan Iklim di Oxfam, Tim Gore, mengeluhkan kesempatan yang hilang pada KTT tersebut.

"KTT Ambisi Iklim tidak memiliki ambisi yang nyata. Para pemimpin dunia harus melangkah dalam 12 bulan kritis ke depan untuk menarik dunia kembali dari ambang bencana perubahan iklim," katanya.

Ada sedikit komitmen baru pada pengurangan emisi jangka pendek, dan sedikit bantuan dari negara kaya ke negara miskin untuk membantu mereka beradaptasi dengan perubahan iklim dan dekarbonisasi ekonomi mereka.

"Kita tidak boleh tersandung dari bencana covid-19 menjadi bencana iklim,” kata Gore. (AFP/OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya