Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
VAKSIN covid-19 eksperimental yang dikembangkan oleh Sanofi dan GlaxoSmithKline Inggris menunjukkan respons imun yang tidak mencukupi dalam hasil uji klinis.
Kedua perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka berencana untuk meluncurkan studi lagi tahun depan, dengan harapan menghasilkan vaksin yang lebih efektif pada akhir 2021.
"Hasil uji menunjukkan respon kekebalan yang sebanding dengan pasien yang pulih dari covid-19 pada orang dewasa berusia 18 hingga 49 tahun, tetapi respon kekebalan rendah pada orang dewasa yang lebih tua, kemungkinan besar karena konsentrasi antigen yang tidak mencukupi,” kata Sanofi.
Baca juga : Penasihat Regulator Kesehatan Meksiko Tinjau Vaksin Pfizer
Sementara itu, studi fase III diharapkan dapat dimulai bulan ini.
Sanofi mengatakan akan meluncurkan studi fase 2b pada Februari tahun depan setelah studi tantangan baru-baru ini pada primata non-manusia yang dilakukan dengan formulasi antigen yang ditingkatkan menunjukkan efek yang lebih baik. (The Guardian/OL-7)
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved