Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Pemimpin Hizbullah Senang Trump Kalah Memalukan

Mediaindonesia.com
12/11/2020 17:18
Pemimpin Hizbullah Senang Trump Kalah Memalukan
.(AFP/Mahmoud Zayyat)

PEMIMPIN Hizbullah Libanon Sayyed Hassan Nasrallah merasa senang dengan kekalahan memalukan yang dialami Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Tapi, ia mendesak sekutu-sekutu di kawasan untuk waspada terhadap kebodohan AS atau Israel selama sisa masa jabatan Donald Trump.

Sayyed Hassan Nasrallah, dalam pidato yang disiarkan televisi, Rabu (11/11), menggambarkan pemerintahan Trump sebagai di antara yang terburuk, kalau bukan yang terburuk, di Amerika Serikat. Tetapi, ia mengatakan presiden baru AS tidak akan mengubah kebijakan Washington yang pro-Israel di Timur Tengah.

Sambil menggambarkan pemilihan AS sebagai parodi demokrasi, Nasrallah menuduh Trump tidak bisa menahan diri dan mengatakan arogansi dan agresivitas pemerintahannya telah meningkatkan kemungkinan terjadinya perang.

Pemimpin Hizbullah yang didukung Iran itu mengatakan bahwa dia juga secara pribadi merasa senang atas hasil pemilihan AS karena Trump telah memerintahkan pembunuhan jenderal tertinggi Iran Qassem Soleimani.

"Dengan orang seperti Trump, segala sesuatu mungkin terjadi selama sisa masa jabatannya. Poros perlawanan harus dalam keadaan kesiapan tinggi untuk merespons dua kali lebih keras jika ada kebodohan Amerika atau Israel," kata Nasrallah, merujuk poros itu kepada Hizbullah dan sekutu-sekutu Iran di kawasan.

Pemerintahan Trump telah memperluas sanksi terhadap Hizbullah, yang dianggap Washington sebagai kelompok teroris, serta terhadap sekutu-sekutu Hizbullah di Libanon. Ini sebagai bagian dari upaya yang dilancarkan AS untuk memberikan tekanan maksimum terhadap Iran. Langkah tersebut telah meningkatkan ketegangan di kawasan.

Nasrallah mengatakan sanksi AS yang dijatuhkan minggu lalu pada Gebran Bassil, menantu Presiden Libanon, atas tuduhan korupsi dan hubungan dengan Hizbullah merupakan bagian dari upaya Washington untuk menekan sekutu politik gerakan bersenjata itu. (Ant/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya