Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Hai Macron, Mahfud: Islam itu Agama Kasih Sayang

Cahya Mulyana
29/10/2020 08:29
Hai Macron, Mahfud: Islam itu Agama Kasih Sayang
Menko Polhukam Mahfud MD(DOK KEMENKO POLHUKAM)

MENTERI Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menegaskan penghinaan terhadap kepercayaan tertentu tidak dapat diterima. Simbol maupun penyebar agama apapun harus dihormati terlebih oleh pejabat setingkat kepala negara.

"Macron (Presiden Prancis Emmanuel Macron) harus tahu bahwa agama Islam adalah agama rahmah (kasih sayang)," tegasnya melalui akun media sosial @mohmahfudmd saat pemanggilan Duta Besar Prancis untuk Indonesia oleh Kementerian Luar Negeri RI mengenai sikap Macron terhadap Islam, Kamis (29/10).

Macron, Jumat (23/10), menyudutkan agama Islam dan membiarkan penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad SAW oleh majalah satire Charlie Hebdo. Sikap itu menyulut reaksi dari seluruh penjuru dunia karena dinilai melecehkan Islam.

Baca juga: Indonesia Panggil Dubes Prancis dan Kecam Pernyataan Macron

Menurut Mahfud, Macron tidak laik menunjukkan sikap anti terhadap satu kelompok agama terlebih yang hidup dan subur di negaranya. Kalaupun tidak ada, Macron selaku kepala negara seharusnya memahami makna ajaran dan simbol agama yang ada di dunia.

"Tapi pemeluk agama apa pun akan marah kalau agamanya dihina. Kalau tidak paham itu berarti dia mengalami krisis gagal paham," ungkapnya.

Pada kesempatan berbeda, Anggota Komisi I DPR RI Sukamta juga mengecam Macron karena membahayakan upaya membangun dunia yang harmonis. Simbol agama adalah sakral bagi pemeluknya. Maka, bagi umat Islam, Nabi Muhammad SAW adalah sosok paling penting.

"Ucapan Macron jelas melukai hati umat Islam di seluruh dunia. Kita sangat marah atas penghinaan ini. Macron telah memantik islamofobia, juga mendorong kebencian terhadap pemeluk agama. Ucapannya sesungguhnya telah menodai prinsip-prinsip kebebasan dan nilai-nilai universal," paparnya.

Menurut Sukamta, yang lebih memprihatinkan ucapan Macron ini sangat tendensius. Dirinya menduga Macron sedang berupaya mendapat dukungan politik dari kelompok sayap kanan dan esktrem kanan di Prancis.

Beberapa analisa menyebut tujuan Macron adalah terpilih kembali pada 2022, sehingga membuat isu soal keamanan yang selama ini menjadi titik lemahnya. Ini semakin menunjukkan betapa kerdilnya pikiran Macron karena jualan isu ancaman agama hanya untuk kepentingan politik pribadi.

"Kita berharap pemerintah Indonesia juga proaktif berkomunikasi dengan negara-negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI), mendorong adanya pernyataan bersama mengecam pernyataan Macron. Juga masyarakat Indonesia yang ada di sana, karena sangat mungkin ucapan Macron ini akan meningkatkan kekerasan kelompok ultra kanan kepada kaum muslimin dan imigran," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya