Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
FACEBOOK, Kamis (24/9), mengatakan telah menghapus tiga jaringan palsu terpisah yang berasal dari Rusia karena melanggar kebijakan perusahaan terhadap campur tangan asing atau pemerintah di tengah Pilpres Amerika Serikat (AS) pada 3 November.
Jaringan tersebut menunjukkan perilaku tidak autentik yang terkoordinasi, yang menggunakan "akun palsu sebagai bagian sentral dari operasi mereka untuk menyesatkan orang tentang siapa mereka dan apa yang mereka lakukan," menurut pernyataan perusahaan.
Facebook mengatakan jaringan itu juga terkait dengan aktor yang terkait dengan campur tangan di pemilu AS sebelumnya, termasuk mereka yang terlibat dalam pemilihan presiden AS 2016.
Baca juga: Tiga Negara Bagian AS Alami Lonjakan Kasus Covid-19
Jaringan tersebut menargetkan negara dan berfokus pada "menciptakan entitas dan persona media fiktif atau tampaknya independen untuk melibatkan individu tanpa disadari untuk memperkuat konten mereka" dan "mengarahkan orang ke situs web lain yang dikendalikan oleh operasi ini," kata pernyataan itu.
Facebook menghapus dua jaringan terpisah pada Selasa (22/9) karena alasan yang sama, satu berasal dari Tiongkok dan yang lainnya di Filipina. Sementara itu, pada 3 September, Facebook mengumumkan larangan semua iklan politik baru yang berjalan di platformnya satu minggu sebelum pemilihan presiden 2020.
Sementara itu, Moskow dengan keras dan berulang kali membantah ikut campur dalam pemilu AS di masa lalu.
FBI, Kamis (24/9), memperingatkan tentang platform media sosial dan meminta warga "melaporkan unggahan mencurigakan yang tampaknya menyebarkan informasi palsu atau tidak konsisten tentang pemungutan suara dan pemilu."
"Pelaku jahat menggunakan berbagai metode untuk menyebarkan disinformasi tentang pemungutan suara, seperti platform media sosial, SMS, atau aplikasi perpesanan peer-to-peer di ponsel pintar," katanya.
Microsoft, pada 10 September, mengatakan pihaknya mendeteksi serangan siber yang menargetkan orang dan organisasi yang terlibat dalam pemilu, termasuk serangan yang gagal terhadap mereka yang terkait dengan kampanye Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dan saingannya dari Partai Demokrat Joe Biden. (AA/OL-1)
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Konsumen fashion di AS menggugat Hermes karena dianggap enggan menjual tas Birkin tanpa pembelian produk mewah lainnya.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Kontroversi aturan berpakaian di pesawat menjadi sorotan di Amerika setelah seorang penumpang menyewa pengacara karena dianggap tidak mematuhi kebijakan pakaian di Delta Air lines.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong UMKM kopi Indonesia menuju pasar dunia.
Mulanya dia membagikan link dari produk-produk yang memiliki harga murah di Lazada ke pengikutnya di Facebook.
Hasil triwulanan untuk Facebook, dengan penjualan, pendapatan iklan, pengguna harian dan harga saham.
Merasa tidak pernah mengklik tombol "Like" pada fanpage Anies Baswedan di Facebook, banyak warganet protes.
Subdit 3 Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap seorang pria berinisial AHH alias H, 28, di kediamannya di daerah Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Tubagus memastikan kasus yang menjerat Ravio masih dalam penyelidikan. Pihaknya belum menaikan kasus tersebut ke tahap penyidikan.
Marullah telah melaporkan akun itu ke kepolisian terkait pencatutan namanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved