Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
AMERIKA Serikat (AS) akan melampaui 200 rbu kematian akibat virus korona baru (covid-19) dalam beberapa hari mendatang. Sejarah hitam penanganan Covid-19 ini bakal tercatat di negara Adidaya itu setelah delapan bulan patogen pertama kali dikonfirmasi di Negeri Paman Sam tersebut.
AS, dengan 4% dari populasi dunia, menyumbang sekitar 21% dari kematian akibat Covid-19 global. Perbedaan tersebut menjadi catatan kegagalan AS dalam menahan laju virus yang menyebar melalui negara-negara berpenduduk padat seperti Texas, Florida, dan California musim panas ini.
Dengan populasi 330 juta, AS mencapai 100 rbu kematian akibat covid-19 pada 27 Mei, empat bulan setelah kasus pertama yang tercatat. Hanya dalam empat bulan kemudian mencapai 197.633 pada Kamis malam lalu.
Menurut Universitas Johns Hopkins, jumlah itu kurang lebih sama dengan populasi Yonkers, New York, atau Huntsville, Alabama. Brasil menempati urutan kedua dalam hal jumlah kematian, dengan hampir 135.000 di negara berpenduduk 210 juta jiwa.
Menjelang pemilihan presiden pada 3 November, respons virus AS telah menjadi masalah utama bagi para pemilih, bersama dengan ekonomi, yang telah dilanda pandemi.
Presiden Donald Trump telah mengatakan yang terburuk sekarang telah berlalu, dan mengklaim vaksin akan tersedia dalam beberapa minggu.
Sementara lawannya, calon presiden dari Partai Demokrat, Joseph Biden, mengkritik cara Trump menangani pandemi.
Data menunjukkan kematian akibat virus AS telah terjadi secara tidak proporsional di antara orang-orang dalam kategori berisiko, termasuk individu berusia 65 tahun ke atas, orang kulit berwarna, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan lain.
Kematian juga terkonsentrasi di beberapa bagian negara, dengan lebih dari 70% dilaporkan hanya di 12 negara bagian, termasuk New York, New Jersey, Texas, California dan Florida, menurut analisis Bloomberg dari data Universitas Johns Hopkins.
"Mencapai 200.000 kematian adalah cerminan dari seberapa luas penularan virus ini telah terjadi di negara ini dan betapa tidak efektifnya pendekatan kesehatan masyarakat kita dalam menahan dan menghentikan penyebaran," kata Josh Michaud, direktur asosiasi untuk kebijakan kesehatan global di Kaiser Family Foundation, sebuah organisasi nirlaba independen.
Tanpa pengujian yang cukup dan pelacakan kontak serta kebijakan karantina dan isolasi yang ketat, kita hanya secara kolektif akan tertatih-tatih bersama dengan tanggapan ini, berharap situasi akan menjadi lebih baik, ujarnya. (New Straits Times/OL-13)
Baca Juga: Alasan Covid-19, Tiongkok Larang Seafood dari Eksportir Indonesia
Jumlah korban meninggal akibat infeksi virus covid-19 di seluruh dunia telah tembus 900.000 jiwa sejak pertama kali muncul di Tiongkok akhir tahun lalu.
Jumlah itu bisa meningkat lebih tinggi, jika tidak ada upaya bersama untuk mencegah penyebaran virus. Sejak covid-19 menjadi pandemi global, kasus kematian hampir mencapai 1 juta orang.
INDIA, pada Senin (28/9), melaporkan jumlah kasus virus korona baru atau covid-19 di negara itu telah melampaui 6 juta
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kematian global akibat covid-19 kemungkinan lebih kecil dari sebenarnya. Alasannya ada kemungkinan kekeliruan dalam penghitungan.
Wilayah Eropa termasuk Rusia menyumbang hampir setengah dari kematian tersebut dengan 4.961 kematian dalam satu hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved