Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Turki Konfirmasi Kapalnya telah Kembali dari Laut Mediterania

Faustinus Nua
14/9/2020 06:44
Turki Konfirmasi Kapalnya telah Kembali dari Laut Mediterania
Kapal peneliti Turki Oruc Reis(AFP/Handout / TURKISH DEFENCE MINISTRY)

PEMERINTAH Turki, Minggu (13/9), menyampaikan bahwa kapal penelitian yang beroperasi di laut Mediterania timur telah kembali ke pantai negara itu. Kapal itu tengah melakukan eksplorasi energi di perairan yang disengketakan dengan Yunani, sehingga meningkatkan ketegangan selama beberapa waktu terakhir.

Meski kapalnya telah kembali, Turki bersikeras langkah tersebut tidak berarti Ankara menyerah.

"Akan ada gerakan yang direncanakan ke belakang dan ke depan," kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar.

Baca juga: Taliban Mulai Berunding dengan Pemerintah

Akar mengatakan perpindahan dari perairan yang diperebutkan tidak berarti Turki akan menyerahkan hak-hak mereka.

Situs pelacak kapal marinetraffic.com dan Vesselfinder.com menunjukkan Oruc Reis berada di lepas pantai Turki dekat Antalya pada Minggu (13/9) sore.

Menteri Turki itu mengecam militerisasi Yunani atas 18 pulau yang merupakan langkah provokatif yang meningkatkan ketegangan antara negara tetangga.

Akar juga menyampaikan komentar kerasnya untuk Presiden Prancis Emmanuel Macron lantaran selalu mengkritik Turki atas eksplorasi energi di wilayah tersebut.

"Tampaknya jelas bahwa kebijakan Macron telah gagal," kata Akar selama kunjungannya ke kota tepi pantai Turki Kas di Antalya, hanya dua kilometer (1,2 mil) dari Pulau Kastellorizo.

"Rakyat Yunani tidak boleh dikalahkan oleh Macron atau digunakan olehnya dalam upayanya untuk menyelamatkan dirinya sendiri," tambah menteri itu.

Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, Sabtu (12/9), mengumumkan program pembelian senjata, yang mencakup akuisisi jet tempur Rafale buatan Prancis, serta perombakan militer negara itu.

"Ini tidak akan membawa kita ke perdamaian atau solusi, itu akan membawa kita ke jalan buntu. (Keputusan) itu tidak selaras dengan semangat aliansi," kata Akar.

Ketegangan antara Yunani dan Turki meningkat setelah kapal penelitian Oruc Reis yang didukung fregat angkatan laut dikerahkan ke perairan dekat Pulau Kastellorizo, Yunani, pada 10 Agustus. Misi tersebut kemudian diperpanjang tiga kali meskipun ada protes dari Yunani dan Uni Eropa.

Athena mengatakan Ankara melanggar kedaulatannya dengan menjelajah di perairan Yunani. Tetapi, Turki bersikeras memiliki hak karena garis pantai di dekatnya. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya