Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Populasi Satwa Liar Global Turun 68%

MI
11/9/2020 01:15
Populasi Satwa Liar Global Turun 68%
Satwa liar(AFP)

WORLD Wildlife Fund (WWF) mengungkapkan bahwa ukuran rata-rata populasi satwa liar telah anjlok hingga dua pertiga atau 68% di seluruh dunia sejak tahun 1970.

Menurut Laporan Planet Hidup WWF 2020, konversi lahan untuk pertanian dan perdagangan satwa liar ialah alasan utama penurunan populasi mamalia, burung, amfibi, reptil, dan ikan antara tahun 1970 hingga 2016.

“Deforestasi dan dalam arti yang lebih luas, hilangnya habitat, yang didorong oleh cara manusia memproduksi dan mengonsumsi makanan ialah penyebab utama penurunan dramatis ini,” kata Fran Price, pemimpin praktik kehutanan global di WWF International.

Price menuding pertanian komersial skala besar, terutama di daerah tropis dan subtropis, termasuk produksi minyak sawit, kedelai, dan daging sapi menjadi penyumbang terbesar masalah tersebut.

Jika dunia terus melakukan bisnis seperti biasa selama dekade berikutnya, perlu beberapa dekade untuk memulihkan populasi satwa liar. Price mendesak komitmen pemerintah dan perusahaan untuk membuat pasokan rantai global berkelanjutan.

Data dari layanan pemantauan Global Forest Watch menyatakan hutan hujan tropis, yang pelestariannya dianggap penting untuk mengendalikan perubahan iklim, menghilang dengan kecepatan satu lapangan sepak bola setiap enam detik pada tahun 2019.

Laporan WWF, dengan kontribusi dari sekitar 125 ahli, melacak hampir 21.000 populasi dari hampir 4.400 spesies vertebrata dan memberikan gambaran umum tentang keadaan dunia alami. 

Satwa liar yang paling parah terkena dampak, termasuk gorila dataran rendah di Republik Demokratik Kongo dan burung beo abu-abu Afrika di Ghana. Laporan itu juga mencakup 20 esai para ahli dari Tiongkok hingga Meksiko, termasuk tulisan aktivis muda, akademisi hingga pemimpin bisnis dan pemimpin adat. 

Di antara mereka, aktivis David Attenborough mendorong orang untuk bekerja bersama alam daripada melawannya. Sementara itu, ilmuwan mengatakan laju deforestasi yang cepat juga merupakan faktor utama penyebaran penyakit zoonosis, yang ditularkan dari hewan ke manusia seperti covid-19. (AFP/Van/X-11)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya