Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PRESIDEN Belarusia, Alexander Lukashenko, mengatakan Rusia akan menjadi sasaran berikutnya jika rezimnya dijatuhkan gelombang demonstrasi massa.
“Anda tahu apa yang kami simpulkan dengan pembentukan dan kepemimpinan Rusia? Jika Belarusia jatuh, Rusia akan menjadi yang berikutnya,” kata Lukashenko seperti dilansir kantor berita negara Rusia, kemarin.
Lukashenko mengatakan Rusia harus tetap waspada menjelang peristiwa politik tertentu. Apalagi situasi politik saat ini cukup sulit dengan adanya gelombang protes besar. Dia pun mengaku telah memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa hal itu tidak mungkin untuk dilawan.
“Jika Anda berpikir bahwa Rusia kaya dan dapat menangani ini, Anda salah,” tambahnya.
Lukashenko dijadwalkan bertemu dengan Putin di Moskow dalam beberapa pekan mendatang. Ia juga menyatakan setiap upaya untuk mengintegrasikan kedua negara harus didasarkan atas persamaan kedudukan.
Rusia dan Belarusia kini sudah membentuk ‘negara persatuan’ yang menghubungkan perekonomian dan kekuatan militer mereka. Moskow baru-baru ini meminta penyatuan yang lebih erat, akan tetapi Lukashenko tidak setuju dengan unifikasi. “Kami adalah negara merdeka dan berdaulat,” kata Lukashenko.
Oposisi menolak
Belarusia telah dilanda gelombang protes sejak berlangsungnya pemilihan presiden pada Agustus lalu. Menurut Komisi Pemilihan Umum Pusat, Lukashenko terpilih kembali dengan kemenangan 80,1%. Namun, oposisi menolak untuk mengakui hasil tersebut. Dalam beberapa hari pertama, penegak hukum mampu meredakan protes dengan menggunakan gas air mata, meriam air, peluru karet,
tetapi kemudian polisi berhenti menggunakan kekerasan.
Data resmi menunjukkan lebih dari 6.700 orang ditahan pada awal kerusuhan. Kementerian Dalam Negeri mengatakan ratusan orang terluka dalam protes itu, termasuk lebih dari 130 petugas penegak hukum. (AFP/Van/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved