Dituding tidak Transparan, Rusia Publikasikan Data Riset Sputnik V

Basuki Eka Purnama
21/8/2020 09:44
Dituding tidak Transparan, Rusia Publikasikan Data Riset Sputnik V
Vaksin covid-19 buatan Rusia, Sputnik V(AFP/Handout / Russian Direct Investment Fund )

USAI mendapat kritik mengenai transparansi dalam pengembangan vaksin covid-19, yang secara tiba-tiba diumumkan telah mengantongi izin regulasi, Rusia mengunggah data dan informasi di laman khusus vaksin miliknya.

Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang mengelola pendanaan untuk pengembangan vaksin bernama Sputnik V, serta Institut Gamaleya sebagai pihak yang menjalankan penelitian vaksin menyatakan mereka, saat ini, telah mempublikasikan data pendekatan basis penelitian human adenovirus.

"RDIF dan Institut Gamaleya berupaya transparansi maksimal. Karenanya, kami mengunggah semua informasi tentang vaksin adenovirus di sputnikvaccine.com," kata Pimpinan Eksekutif RDIF Kirill Dmitriev di Moskow, Rusia, dalam temu media virtual, Kamis (20/8) malam.

Basis penelitian human adenovirus untuk vaksin covid-19 dipilih Rusia karena disebutnya mempunyai hasil yang paling jelas dan baik terhadap sejumlah penyakit infeksi, misalnya ebola.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Rusia Berfungsi Selama Dua Tahun Pada Manusia

Dmitriev juga menyebut pendekatan tersebut dalam pengembangan vaksin telah dilakukan mulai 1953 dan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS)
pun menggunakannya sejak 1971 hingga saat ini.

Penjelasan Dmitriev tersebut merupakan respons terhadap sejumlah tanggapan miring atas persetujuan regulasi yang diberikan kepada vaksin
Sputnik V.

Izin bagi Sputnik V dinilai sebagian kalangan terlalu dini serta diragukan karena sebelumnya pihak pengembang vaksin tidak membuka data dan informasi penelitian ke publik.

Salah satu pengkritik keras adalah AS, dengan Menteri Kesehatan Alex Azar menuding Rusia menutup-nutupi informasi terkait riset dan hasil pengujian klinis Sputnik V.

"Data dari hasil uji coba tahap awal belum dibuka ke publik, sehingga tidak transparan," kata Azar kepada wartawan dalam panggilan konferensi pada 12 Agustus, sehari setelah Rusia mengumumkan pihaknya menjadi negara pertama yang mempunyai vaksin covid-19 teregistrasi.

Pekan depan, Rusia baru akan menjalankan uji klinis tahap III, sebagai tahap lanjutan untuk mengkaji kemanjuran, imunogenisitas (proses memicu
respons imun), dan keamanan vaksin Sputnik V.

Uji klinis itu melibatkan sekitar 40 ribu orang dimulai dari wilayah negara itu sendiri.

"Hasil dari tahapan-tahapan uji klinis tersebut semoga dapat dipublikasikan pada Agustus ini di sejumlah majalah medis terkemuka. Kami berencana menambah konten baru di situs vaksin dengan rincian yang baru pula di waktu mendatang," pungkas Dmitriev. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya