Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KONFERENSI donor darurat untuk Libanon telah berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan sebesar US$300 juta.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan komitmen tersebut tidak akan tergantung pada reformasi politik Libanon atau kelembagaan tertentu. Sekitar 36 negara dan lembaga internasional berpartisipasi dalam konferensi donor virtual, pada Minggu (9/8), yang menjanjikan bantuan kemanusiaan untuk Libanon mencapai hampir US$300 juta.
Konferensi yang diadakan di bawah naungan PBB atas dukungan Prancis itu dihadiri Presiden AS Donald Trump, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Raja Yordania Abdullah II, dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi beserta pejabat lainnya.
Dikutip Al-Jazeera, bantuan tersebut akan disalurkan melalui PBB, organisasi internasional, dan LSM, bukan melalui pemerintah Libanon. Hal itu sejalan dengan tuntutan sebagian besar masyarakat Libanon yang khawatir dana tersebut akan hilang karena korupsi.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bantuan itu akan diawasi secara ketat oleh PBB. Mereka juga mendukung penyelidikan internasional yang kredibel dan independen atas penyebab bencana di pelabuhan Beirut tersebut.
“Ini ialah permintaan yang kuat dan sah dari rakyat Libanon. Ini masalah kepercayaan dan sarana yang tersedia juga harus dimobilisasi,” kata Macron.
“Kita harus melakukan semuanya bersama-sama agar kekerasan maupun kekacauan tidak menang.”
Konferensi itu diadakan ketika pengunjuk rasa yang marah turun ke jalan-jalan di Beirut untuk hari kedua berturut-turut pada Minggu. Mereka menuntut pemerintah untuk mundur lantaran dinilai gagal memperbaiki ekonomi dan maraknya korupsi, serta diperparah dengan ledakan
dahsyat di pelabuhan.
Bentrokan dengan pasukan keamanan tak dapat dihindari setelah aksi tersebut mulai anarki dan polisi pun menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan orang. Palang Merah Libanon dan Korps Darurat dan Bantuan Islam mengatakan 728 orang terluka pada protes
besar hari Sabtu.
Pasukan keamanan menggunakan gas air mata, peluru karet, dan dalam sejumlah kasus, menggunakan peluru senapan yang berisi pelet logam untuk membubarkan massa. (AlJazeera/France24/Van/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved