Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Di Tengah Ketegangan, Beijing Tetap Jaga Bisnis dan Investasi AS

Faustinus Nua
03/8/2020 14:11
Di Tengah Ketegangan, Beijing Tetap Jaga Bisnis dan Investasi AS
Ilustrasi(Antara)

TIONGKOK telah meningkatkan upayanya untuk meyakinkan bisnis Amerika Serikat bahwa Beijing masih menyambut kehadiran mereka di negara itu.

Pekan lalu Wakil Menteri Perdagangan Wang Shouwen mengambil bagian dalam simposium online dengan delegasi dari anggota Kamar Dagang Amerika, termasuk General Motors, Intel dan Starbucks. Dia mengatakan pihaknya akan tetap mendukung bisnis kedua negara.

"Saat ini hubungan Tiongkok-AS sedang menghadapi situasi yang kompleks dan suram. Kami berharap komunitas bisnis AS akan terus memainkan peran menjembatani antara kedua negara," kata Wang seperti dilansir SCMP.

Kepada delegasi bisnis AS termasuk Amway, Mars dan Corteva, Wang juga menyampaikan bahwa pemerintah Tiongkok akan membuat daftar proyek-proyek kunci yang didanai asing dan memberikan bantuan khusus dalam hal produksi dan investasi. Menurutnya, kekhawatiran dari investor asing kini tengah ditanggapi serius oleh Kementerian Perdagangan dengan sejumlah aturan baru.

Selain itu, Tiongkok juga mengubah peraturan tentang investasi asing di perusahaan-perusahaan yang terdaftar untuk mempermudah orang asing membeli saham.

Baca juga :Filipina Kembali Lockdown Manila dan Sekitarnya

Minggu sebelumnya, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, badan perencanaan ekonomi utama negara itu, mengadakan pembicaraan serupa dengan Dewan Bisnis Tiongkok-AS. Delegasi dari perusahaan Amerika, termasuk ADM, Cisco, ExxonMobil, FedEx, Warner Bros, Xcoal, General Motors, dan PepsiCo, diberitahu oleh Ning Jizhe, wakil ketua komisi, bahwa Beijing selalu menerima lebih banyak investasi dari perusahaan Amerika. Ning mengatakan komunitas bisnis AS harus "merebut peluang yang dibawa oleh ekonomi Tiongkok yang sedang booming dan keterbukaan yang lebih luas".

Adapun, ketika persaingan antara Tiongkok dan AS memanas di bidang ekonomi, teknologi dan geopolitik, Beijing tetap ingin menjaga bisnis Amerika. Di satu sisi, hal itu untuk menghindari konfrontasi total dan juga melindungi tempatnya dalam rantai pasokan global. Arus perdagangan dan investasi antara dua ekonomi terbesar dunia tetap relatif kuat meskipun ada ketegangan.

Angka resmi Tiongkok menunjukkan negara itu meningkatkan pembelian produk pertanian AS pada semester pertama tahun ini. Sementara AS adalah sumber utama investasi langsung asing.

Dalam enam bulan pertama tahun 2020, investasi asing langsung dari AS ke Tiongkok naik 6% dari tahun sebelumnya dalam nilai yuan. Menurut Kementerian Perdagangan, meskipun arus masuk FDI secara keseluruhan telah turun sebesar 1,3% pada periode itu, tetapi ada tanda-tanda bahwa decoupling ekonomi sedang terjadi.(SCMP/OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya