Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SEBUAH permata arsitektural dan saksi tentang sejarah yang berubah, Hagia Sophia, katedral Bizantium abad ke-6 di persimpangan Eropa dan Asia sekali lagi menghadapi nasibnya.
Pengadilan Turki menetapkan pada Jumat (10/7) berdasarkan keputusan presiden 1934 yang mengubah situs tersebut sebagai museum untuk dikembalikan menjadi masjid. Sebagai ikon arsitektur di persimpangan antara Asia dan Eropa, Hagia Sophia menjadi museum pada 1934 dan merupakan pusat keputusan yang sangat politis terkait dengan statusnya.
Langkah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengubah tengara Istanbul menjadi masjid telah memicu keprihatinan internasional. UNESCO mengingatkan perubahan status dapat memicu tinjauan warisan dan Moskow menegaskan kembali bahwa bangunan itu ialah karya besar dunia yang memiliki nilai suci untuk Rusia.
Ini adalah episode terbaru dalam sejarah yang kaya dari bangunan Bizantium abad ke-6 yang telah menjadi saksi amukan perang, penaklukan, dan upaya untuk mengambil kekuatan simbolisnya.
Pembangunan katedral ini dimulai pada 532. Kaisar Bizantium Justinianus memercayakan arsitek Isidore dari Miletus dan Anthemius of Tralles dengan misi membangun sebuah bangunan Kristen terbesar di dunia.
Kubah terbesar di dunia
“Justinianus memiliki basilika menakjubkan yang dibangun,” kata Frederic Hitzel, peneliti dan spesialis dalam sejarah Ottoman di CNRS (Pusat Nasional Prancis untuk Penelitian Ilmiah) yang berpusat di Paris.
“Pengunjung terkesan dengan dimensinya, khususnya kubah, yang merupakan yang terbesar di dunia pada saat itu (tinggi 55 meter dan diameter 30 meter) dan yang tetap demikian hingga pembangunan Santo Petrus di Roma seribu tahun kemudian,” sambungnya seperti dilansir France 24.
Setelah peresmiannya pada 537, gereja ini menjadi tempat kedudukan patriarkat ortodoks dan menjadi tuan rumah penobatan kaisar Bizantium.
Jatuhnya Konstantinopel
Pada 1453, Konstantinopel jatuh ke tangan Ottoman. Sementara itu, sebagian besar situs Kristen di kota telah dijarah. Sultan Mehmed II memerintahkan agar Hagia Sophia dilestarikan dan kemudian diubah menjadi masjid. Ini menandai awal dari era baru basilika, yang
ditambahkan menara.
“Mehmed II memiliki istana kekaisaran Topkapi yang dibangun di dekatnya dan ia pergi berdoa setiap Jumat dalam prosesi,” kata Hitzel.
“Hagia Sophia kemudian menjadi model untuk pembangunan masjid lainnya, seperti Masjid Suleymaniye yang dibangun antara 1550 dan 1557 oleh arsitek terkenal Sinan dan Masjid Sultan Ahmed yang dikenal sebagai Masjid Biru, diresmikan pada 1616,” imbuhnya.
Selama berabad-abad, tiga menara ditambahkan lagi ke Hagia Sophia dan mosaikmosaik Kristen yang tidak disentuh Mehmed II, akhirnya ditutupi dengan plester dari 1750 dan seterusnya. (Van/France24/I-1)
Satu orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Sindirgi, Turki, Minggu (10/8) malam.
ADMINISTRASI Otonom Suriah Utara dan Timur (AANES) memperingatkan bahwa situasi krisis air di Sungai Efrat semakin parah setelah ketinggian air di Danau Bendungan Efrat menyusut.
SURIAH saat ini menghadapi krisis kemanusiaan besar akibat perubahan iklim, konflik geopolitik, dan penurunan curah hujan.
Sedikitnya 10 petugas pemadam dan relawan tewas saat memadamkan kebakaran di Turki.
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat sebagai jembatan diplomasi budaya antara Indonesia dan Turki.
ISRAEL dan Suriah mencapai kesepakatan gencatan senjata mendapat dukungan dari Turki, Yordania, dan negara-negara tetangga lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved