Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PARA ilmuwan telah menemukan jenis flu baru di Tiongkok. Virus bernama G4 EA H1N1 itu disebut berpotensi menjangkiti manusia dan bisa menjadi pandemi atau wabah global.
Virus itu terdeteksi melalui analisis 30 ribu usap hidung yang diambil dari babi di rumah jagal di Tiongkok. “Baru-baru ini muncul dan dibawa babi, tetapi dapat menginfeksi manusia,” kata para ilmuwan.
Para peneliti khawatir G4 EA H1N1 dapat bermutasi lebih lanjut sehingga menyebar dengan mudah dari orang ke orang serta memicu wabah global.
“Virus G4 memiliki semua ciri esensial sebuah bakal virus yang pandemik. Ciricirinya sangat sesuai atau selaras untuk menginfeksi manusia sehingga membutuhkan pemantauan ketat. Selain itu, karena virus ini baru, orang-orang bisa memiliki sedikit atau tanpa kekebalan terhadap G4 EA H1N1,” kata para peneliti dari China Agricultural University.
Flu babi
Pandemi flu terakhir yang dihadapi dunia wabah flu babi 2009 yang dimulai di Meksiko tidak begitu mematikan seperti yang ditakutkan pada awalnya. Itu disebabkan sebagian besar orang memiliki imunitas terhadap infeksinya. Itu mungkin juga disebabkan kemiripannya dengan virus flu lain yang telah beredar selama bertahuntahun sebelumnya.
Jenis flu baru yang diidentifikasi di Tiongkok kali ini mirip dengan flu babi 2009, tetapi dengan beberapa perubahan baru. Sejauh ini, virus itu tidak menimbulkan ancaman besar, tetapi Prof Kin-chow Chang dan rekan-rekan yang telah mempelajarinya mengatakan G4 EA H1N1 ialah salah satu yang harus diawasi.
“G4 EA H1N1 dapat tumbuh dan berkembang biak di sel-sel yang melapisi saluran udara manusia,” kata para peneliti. Mereka menemukan bukti infeksi baru-baru ini terjadi pada orang yang bekerja di rumah pemotongan hewan dan industri babi di Tiongkok.
Sejauh ini, vaksin flu yang ada tampaknya tidak bisa memberikan perlindungan dari virus tersebut meskipun dapat diadaptasi jika diperlukan. “Saat ini kita sedang teralihkan dengan virus korona baru dan memang begitu. Namun, kita tidak boleh melupakan virus baru yang berpotensi berbahaya,” kata Chang.
Dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, para ilmuwan menulis langkah-langkah untuk mengendalikan virus pada babi dan memonitor populasi. Prof James Wood, Kepala Departemen Kedokteran Hewan di University of Cambridge, mengatakan temuan itu menjadi pengingat yang bermanfaat bahwa manusia terus-menerus menghadapi risiko munculnya patogen baru. (BBC/Independent/Hym/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved