Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Saudi belum Putuskan Pelaksanaan Haji

Haufan Hasyim Salengke
13/6/2020 05:32
Saudi belum Putuskan Pelaksanaan Haji
Ilustrasi -- Salat di Mekkah, Arab Saudi dibatasi karena wabah covid-19(AFP.Medcom.id)

HINGGA saat ini belum ada informasi resmi terkait pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Namun, informasi yang beredar Arab Saudi sedang
mempertimbangkan keputusan untuk membatalkan musim haji untuk pertama kalinya sejak kerajaan itu didirikan pada 1932.

“Belum ada informasi resmi mengenai pelaksanaan ibadah haji dari Arab Saudi,” kata Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, ketika dihubungi dari Jakarta, kemarin.

Penegasan serupa juga disampaikan Juru Bicara Kementerian Agama sekaligus Staf Ahli Menteri Agama Oman Fathurahman.

‘’Sampai saat ini belum ada informasi resmi dari otoritas Saudi terkait haji,’’ katanya.

Sementara itu, seorang pejabat senior dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengatakan, setelah pandemi covid-19 di negara itu mencapai 100.000, mereka mempertimbangkan membatalkan musim haji tahun ini.

“Masalah ini telah dipelajari dengan cermat dan berbagai skenario sedang dipertimbangkan. Keputusan resmi akan dibuat dalam waktu satu minggu,” ujar pejabat itu kepada Financial Times, kemarin.

Namun, sumber Gulf News menyebutkan Arab Saudi justru sedang mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah kuota haji secara drastis
di tengah kekhawatiran merebaknya covid-19.

“Dua sumber yang mengetahui masalah itu mengatakan bahwa pihak berwenang sekarang mempertimbangkan untuk mengizinkan ‘hanya jumlah simbolis’ tahun ini. Pembatasan termasuk larangan jemaah yang lebih tua dan pemeriksaan kesehatan tambahan,” sebut laporan itu seperti dikutip Gulf News, Kamis (11/6).

Ritual ibadah tahunan yang diadakan pada akhir Juli ini merupakan salah satu pertemuan keagamaan terbesar di dunia, yang menarik sekitar 2,6 juta orang ke Arab Saudi setiap tahun. Namun, setelah penyelenggara acara global termasuk Olimpiade di Tokyo terpaksa menunda atau membatalkan karena pandemi, pejabat Saudi menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengambil tindakan serupa.

Menurut pakar di Middle East Program of Carnegie Endowment for International Peace, Yasmine Farouk, apa pun tindakan yang diambil
Saudi, keputusan dipandang akan penuh dengan konsekuensi politik dan ekonomi di dalam dan luar negeri.

“Jika mereka (Saudi) melanjutkan haji sementara situasi covid-19 saat ini tidak membaik, mereka mungkin mengalami tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada sistem kesehatan mereka, kritik internasional, dan bahkan mungkin tuntutan kompensasi,” kata Farouk.

“Jika mereka memutuskan menunda haji, ekonomi--terutama ekonomi lokal Mekah dan Madinah--akan menderita,” tambahnya.

Tidak kirim jemaah

Setelah Indonesia membatalkan keberangkatan calon jemaah haji pada awal bulan ini, Malaysia juga memilih keputusan serupa. Negeri jiran itu melarang warganya melakukan ibadah haji tahun ini karena khawatir akan penyebaran covid-19.

Menteri Agama Malaysia, Zulkifl i Mohamad Al-Bakri, mengatakan selain risiko tertular covid-19, belum adanya vaksin untuk virus itu juga menjadi pertimbangan Malaysia. “Saya harap para jemaah terus bersabar dan menerima keputusan itu,” tuturnya dikutip dari Aljazeera, Kamis (11/6).

Sama seperti Indonesia, jemaah haji Malaysia juga bisa menunggu hingga 20 tahun untuk melakukan perjalanan haji. Hal itu terjadi karena sistem kuota yang dinegosiasikan dengan Arab Saudi.

Selain Indonesia dan Malaysia, setidaknya masih ada enam negara lainnya yang sudah memutuskan membatalkan pengiriman calon jemaah
haji, yaitu Singapura, Brunei Darussalam, India, Mesir, Uzbekistan, dan Afrika Selatan. (Nur/Fer/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik