Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
MENTERI Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, Rabu (3/6), mengatakan bahwa Jerman akan mencabut peringatan perjalanan untuk negara-negara Eropa mulai 15 Juni.
Peringatan tersebut diberlakukan terhadap semua perjalanan asing pada pertengahan Maret. Namun, dengan kasus infeksi baru yang telah menurun tajam, Jerman tengah mencari cara untuk memulai kembali perekonomiannya.
Baca juga: Selandia Baru Tolak Membuka Penerbangan ke Australia
"Kami telah memutuskan bahwa peringatan perjalanan untuk negara-negara yang disebutkan tidak akan dilanjutkan tetapi digantikan oleh travel advice (imbauan perjalanan)," kata Maas, yang merujuk pada negara-negara Uni Eropa, negara-negara Schengen lain dan Inggris.
Imbauan perjalanan tersebut ditujukan kepada 31 negara, asalkan tidak ada larangan masuk atau penguncian skala besar di negara masing-masing.
Imbauan tersebut juga masih mencakup peringatan terhadap perjalanan ke negara-negara tertentu, seperti Norwegia dan Spanyol yang masih memiliki batasan masuknya sendiri.
Jerman, kata Maas, akan mengawasi data penularan infeksi dengan sangat hati-hati. Dan, sambungnya, peringatan perjalanan bisa diberlakukan kembali jika infeksi baru mencapai 50 per 100.000 orang dalam seminggu di negara yang bersangkutan.
Jerman melaporkan hanya 342 kasus baru virus korona pada Rabu, turun dari lebih dari 6.000 sehari pada puncak infeksi baru pada Maret.
Jerman masih memiliki peringatan perjalanan untuk Turki, Ukraina, dan Balkan Barat. Pemerintah, kata Maas, akan meninjaunya setelah keputusan Komisi Eropa yang diharapkan minggu depan tentang apakah akan memperpanjang pembatasan masuk bagi warga negara ketiga. (CNA/OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved