Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Spanyol akan Bebaskan Anak-Anak dari Lockdown

Haufan Hasyim Salengke
19/4/2020 11:00
Spanyol akan Bebaskan Anak-Anak dari Lockdown
Dua anak perempuan Spanyol bermain di kebun rumah mereka saat lockdown diberlakukan di negara itu.(AFP/CRISTINA QUICLER)

ANAK-ANAK Spanyol telah terkekang di dalam ruangan sejak 14 Maret, di bawah langkah-langkah ketat untuk membendung penyebaran virus korona baru (covid-19).

Sekarang Perdana Menteri Pedro Sánchez berencana melonggarkan aturan pada 27 April sehingga anak-anak bisa ‘menghirup atau mendapatkan udara segar’.

Wali Kota Barcelona Ada Colau, yang memiliki anak kecil, minggu ini memohon pemerintah untuk mengizinkan anak-anak menjalani kegiatan fisik di luar.

Baca juga: Korban Tewas Akibat Covid-19 di Spanyol Tembus 20 Ribu

Sebanyak 8 juta anak-anak Spanyol telah menghabiskan waktu lima minggu di rumah mereka dan ada kegelisahan yang semakin besar dengan risiko terhadap kesehatan mereka.

Koalisi Hak Anak Spanyol telah memperingatkan masalah kesehatan mental dan fisik terhadap anak-anak sebagai akibat dari tindakan pengurungan dan menyerukan agar anak-anak diizinkan keluar untuk bermain dan melakukan beberapa aktivitas fisik.

"Anak-anak ini harus keluar," ujar Wali Kota Barcelona menuntut. "Tunggu apa lagi, bebaskan anak-anak kita!"

Negara-negara lain seperti Denmark telah mulai membuka sekolah untuk anak-anak di bawah 11 tahun sementara Norwegia akan membuka kembali taman kanak-kanak pada Senin (20/4).

Jerman akan membuka kembali beberapa sekolah pada 4 Mei meskipun negara bagian yang paling padat penduduknya akan mulai membuka sekolah mulai Senin (20/4).

Swedia membuka sekolah sepanjang krisis. Namun, tidak satu pun dari negara-negara ini yang terkena virus separah Spanyol.

Spanyol telah mengalami lebih dari 20 ribu kematian sejak dimulainya pandemi dan hampir 200 ribu kasus dilaporkan.

Dalam briefing yang disiarkan televisi, Sabtu (18/4) malam, Sanchez mengatakan Spanyol telah meninggalkan ‘saat-saat paling ekstrem dan menangkal serangan brutal pandemi’.

Namun, dia mengatakan akan meminta parlemen untuk memperpanjang keadaan bahaya Spanyol hingga 9 Mei karena pencapaian yang dicapai masih tidak mencukupi dan tidak boleh terancam ‘keputusan tergesa-gesa’.

Sebanyak 565 kematian tambahan dilaporkan pada Sabtu (18/4), jauh dari puncak pandemi, dan pemerintah mengizinkan beberapa pekerja yang tidak penting untuk melanjutkan konstruksi dan manufaktur Senin (13/4) lalu.

Namun, langkah-langkah penguncian utama tetap diberlakukan, orang dewasa hanya diizinkan mengunjungi toko makanan dan apotek atau pekerjaan yang dianggap penting. Anak-anak telah dilarang meninggalkan rumah mereka sepenuhnya. (BBC/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya