Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Lockdown di Spanyol Timbulkan Keresahan Penyalahgunaan Kekuasaan

Haufan Hasyim Salengke
01/4/2020 12:30
Lockdown di Spanyol Timbulkan Keresahan Penyalahgunaan Kekuasaan
Polisi mengendalikan pergerakan warga di Valencia, Spanyol.(AFP/JOSE JORDAN)

SPANYOL memasuki minggu ketiga penguncian wilayah (lockdown), polisi dituduh menggunakan kekerasan dalam menegakkan aturan pembatasan ketat pada gerakan orang dengan ratusan orang ditangkap atau didenda karena melanggar.

Dalam satu klip video yang dibagikan secara luas di media sosial, para petugas di Komunitas Otonomi Basque terlihat menghentikan seorang lelaki berusia 22 tahun dan bertanya kepadanya tiga kali mengapa dia keluar di jalan bersama ibunya.

Di bawah peraturan darurat negara Spanyol, warga hanya bisa pergi sendiri untuk membeli makanan, mencari perawatan medis, untuk keadaan darurat, atau untuk bekerja di industri-industri penting.

Baca juga: Sebanyak 849 Orang Tewas karena Covid-19 dalam 24 Jam di Spanyol

Ketika lelaki itu, yang diidentifikasi media lokal berlatar belakang Maroko, menolak menjelaskan, petugas meminta dia memperlihatkan surat-suratnya.

Rekaman kemudian menunjukkan ketika pria itu mendekati seorang perwira, ia dihempaskan ke dinding dan dipukul dua kali dengan tongkat.

Saksi menyaksikan dari flat di atas berteriak, "Pelanggaran! Pelanggaran!"

Ibu pria itu, yang mencoba campur tangan, juga didorong oleh petugas.

Keduanya ditangkap dengan alasan menyerang petugas polisi dan akan hadir di pengadilan pada waktu yang akan diatur.

Para pengunjuk rasa di kota itu memukul-memukul panci dan wajan di Bilbao untuk memprotes tindakan aparat menyusul insiden pada Minggu (29/3) itu.

SOS Racismo, sebuah organisasi antirasisme, mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Polisi melakukan penyalahgunaan kekuasaan terhadap masyarakat, diintensifkan oleh lockdown yang kami jalani saat ini sebagai masyarakat."

Sementara itu, ketika polisi melakukan pemeriksaan di seluruh Spanyol, petugas telah menangkap 926 orang dan mendenda 102.000 karena melanggar aturan pembatasan.

Sebagian besar dari mereka yang dihalau dan didenda tengah berusaha pergi ke rumah kedua mereka, yang dilarang berdasarkan peraturan.

Denda yang dijatuhkan bervariasi dari 100 euro (Rp1,8 juta) hingga 600 ribu euro (Rp11 miliar) untuk pelanggaran serius, seperti protes di dekat infrastruktur termasuk pembangkit listrik atau pusat transit.

Namun, para kritikus khawatir aturan itu tidak diterapkan secara konsisten, sementara para ahli khawatir tentang efek isolasi jangka panjang.

Sebelum keadaan darurat mulai berlaku, polisi Spanyol menahan seorang pria Prancis yang berpartisipasi dalam ziarah keagamaan Camino de Santiago. (Al Jazeera/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya