Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Korona Jadi Pandemi Pasar Saham Merosot

Nur Aivanni
13/3/2020 03:15
Korona Jadi Pandemi Pasar Saham Merosot
STOK-PASAR-DOW-VIRUS-KESEHATAN: Lima hari perdagangan di bursa saham Dow Jones hingga penutupan 11 Maret.(AFP)

PASAR saham di AS anjlok pada Rabu (11/3) dengan kerugian yang dipercepat setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah virus korona sebagai pandemi.

Dikutip dari BBC, kemarin, Dow Jones jatuh hampir 1.500 poin atau lebih dari 5,8%, sementara S&P 500 turun 4,9% dan Nasdaq turun 4,7%.

Penurunan terjadi karena penyebaran virus korona telah mengguncang ekonomi global.

Kekhawatiran tentang penyakit tersebut telah mengganggu manufaktur, mendorong penutupan dan pembatalan yang meluas, serta membuat orang tetap berada di rumah.

Pada Rabu, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak meluncurkan paket 30 miliar, sementara Bank of England melakukan pemotongan darurat suku bunga.

Namun, Gedung Putih dan Kongres belum mencapai kesepakatan untuk bantuan ekonomi, setelah usulan Presiden AS Donald Trump tentang pemotongan pajak karena pekerja gagal mendapatkan dukungan yang luas.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, pada Rabu, mengatakan bahwa pemerintah berharap memperpanjang tenggat untuk pembayaran pajak, menutupi biaya cuti sakit untuk staf yang terpaksa tinggal di rumah, dan memberikan jaminan pinjaman untuk industri yang terkena dampak seperti maskapai penerbangan.

"Kami bukan hanya fokus pada masalah kesehatan, melainkan juga masalah ekonomi," katanya.

Setelah menginfeksi lebih dari 121 ribu orang di dunia dan melumpuhkan aktivitas sejumlah negara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menyatakan virus korona jenis baru atau covid-19 sebagai pandemi global pada Rabu (11/3). Virus yang muncul selama tiga bulan terakhir itu telah dengan cepat menyebar ke seluruh benua.

Jumlah kasus dan kematian berubah setiap jam, melampaui 121.564 dengan setidaknya 4.373 kematian di seluruh dunia, pada Rabu pagi (11/3), menurut data yang dikumpulkan Universitas Johns Hopkins. Di luar Tiongkok, dengan 32.778 kasus di setidaknya 109 negara telah dikonfirmasi.

UE menegur AS

Para pemimpin Uni Eropa menegur AS karena memberlakukan larangan perjalanan secara sepihak pada kedatangan dari negara-negara di zona bebas paspor Schengen tanpa berkonsultasi dengan mereka.

"Virus korona adalah krisis global, tidak terbatas pada benua mana pun, dan itu membutuhkan kerja sama daripada tindakan sepihak," kata Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen.

"Uni Eropa tidak menyetujui keputusan AS untuk memberlakukan larangan perjalanan, diambil secara sepihak dan tanpa konsultasi. Uni Eropa mengambil tindakan keras untuk membatasi penyebaran virus."

Presiden AS Donald Trump, pada Rabu (11/3), menangguhkan perjalanan dari Eropa ke AS selama 30 hari. Itu dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus korona.

Trump menekankan bahwa larangan itu tidak akan mencakup pelancong dari Inggris, yang baru-baru ini meninggalkan Uni Eropa. Larangan itu mulai Jumat (13/3) tengah malam. "Ini upaya agresif dan komprehensif menghadapi virus asing dalam sejarah modern."

Sekitar US$20 miliar dalam potongan pajak diberikan untuk membantu perusahaan mengatasi dampak korona. (BBC/CNBC/CNA/AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya