Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Kim Jong-un Serukan Kebijakan Keamanan yang Ofensif

Haufan Hasyim Salengke
30/12/2019 18:13
Kim Jong-un Serukan Kebijakan Keamanan yang Ofensif
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un( STR / KCNA VIA KNS / AFP)

PEMIMPIN Korea Utara Kim Jong-un menyerukan ‘langkah-langkah positif dan ofensif’ untuk memastikan ‘kedaulatan dan keamanan’ negara, kata media pemerintah.

Kim berbicara pada pertemuan para pemimpin partai selama beberapa hari di Ibu Kota Pyongyang--tidak biasa untuk tahun ini.

Pada pertemuan partai, Kim “menekankan perlunya mengambil langkah-langkah positif dan ofensif untuk sepenuhnya menjamin kedaulatan dan keamanan negara, sebagaimana disyaratkan oleh situasi saat ini,” menurut laporan media pemerintah. Kim tidak menjelaskan apa arti ‘tindakan ofensif’.

Komentar itu muncul di tengah kekhawatiran Korea Utara dapat mengakhiri negosiasi tentang denuklirisasi dengan Amerika Serikat, dan memulai kembali pengujian senjata utama.

Amerika Serikat mengatakan akan ‘sangat kecewa’ dengan langkah itu.

Sementara frasa ‘langkah-langkah positif dan ofensif’ tidak jelas, tampaknya itu menyiratkan lebih lanjut untuk memperkuat program senjata Korea Utara--taktis atau strategis, atau keduanya--kata Minyoung Lee dari website spesialis NK News.

"Liputan media pemerintah tentang sidang pleno besok, atau pidato Tahun Baru Kim Jong-un, kemungkinan akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang tindakan Kim selanjutnya," tambahnya.

Pyongyang mengancam awal tahun ini untuk mengambil ‘jalan baru’, jika Washington gagal menawarkan konsesi dalam pembicaraan nuklir hingga akhir tahun ini.

Menurut media pemerintah Korea Utara, KCNA, Kim membuka pertemuan partai pada Sabtu (28/12) dan memimpin sesi pada Minggu (29/12). Laporan juga mengindikasikan pertemuan akan berlanjut pada Senin.

Sidang pleno partai adalah salah satu badan pembuat keputusan tertinggi negara komunis, meskipun sebagian besar kebijakan dikemukakan oleh Kim, yang memegang kekuasaan absolut.

Pertemuan datang beberapa hari sebelum pidato Tahun Baru yang banyak dinanti-nantikan, yang dipakai Kim sebelumnya telah membuat pengumuman besar terkait denuklirisasi. (BBC/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya