Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SEORANG pelajar militer Arab Saudi dilaporkan mengutuk Amerika Serikat (AS) sebagai ‘negara jahat’ dalam sebuah manifesto daring sebelum melepaskan tembakan, Jumat (6/12), di pangkalan Angkatan Laut AS, menewaskan tiga orang sebelum ia ditembak mati polisi.
Penembakan itu, yang terjadi di sebuah ruang kelas di kompleks Naval Air Station Pensacola di Florida, menyebabkan delapan orang lainnya cedera, termasuk dua deputi sheriff yang merespons serangan itu.
Anggota Militer Angkatan Udara (AU) Arab Saudi yang menjadi tersangka penembakan diduga proekstremisme.
Sebagian korban ialah fresh graduate Naval Academy, yang bercita-cita menjadi pilot pesawat tempur.
SITE Intelligence Group, yang memantau media kelompok militan, mengidentifikasi dia sebagai Mohammed al-Shamrani.
Menurut mereka, pelaku telah mengunggah sebuah manifesto pendek di Twitter yang berbunyi, ’Saya menentang kejahatan, dan Amerika secara keseluruhan telah berubah menjadi negara jahat’.
’Saya tidak menentang Anda karena menjadi orang Amerika, saya tidak membenci Anda karena kebebasan Anda, saya membenci Anda karena setiap hari Anda mendukung, mendanai, dan melakukan kejahatan tidak hanya terhadap muslim, tetapi juga kemanusiaan’, tulisnya.
ABC News melaporkan penyelidik sedang bekerja untuk menentukan apakah manifesto itu benar-benar ditulis si penembak.
Akun Twitter itu juga mengutuk dukungan AS untuk Israel dan mem-posting kutipan dari almarhum pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden. Akun itu telah dinonaktifkan.
Enam prajurit Saudi disidik
Harian The New York Times melaporkan enam warga Saudi ditahan setelah penembakan itu, termasuk tiga orang yang terlihat merekam seluruh serangan itu.
Stasiun Udara AL Pensacola menyelenggarakan program pelatihan militer asing Angkatan Laut AS, yang didirikan pada 1985 khusus untuk siswa Saudi sebelum diperluas ke negara lain.
“Penembak itu ialah salah satu dari beberapa ratus siswa asing di pangkalan itu,” kata Komandan Kapten Timothy Kinsella.
Pihak berwenang AS tengah menyelidiki motif di balik penembakan itu, termasuk apakah aksi penembakan mematikan tersebut berkaitan dengan terorisme.
Meski begitu, penyidik federal belum mengungkap motif apa pun di balik serangan yang terjadi di dalam ruang kelas pangkalan udara Naval Air Station Pensacola, Jumat dini hari itu.
Presiden AS Donald Trump mengindikasikan program pelatihan sekarang akan ditinjau.
“Kami sudah melakukan ini dengan negara-negara lain, negara-negara asing. Saya kira kita harus melihat keseluruhan prosedur, kami akan segera memulai,” katanya.
Pangeran Khalid bin Salman, putra bungsu raja dan wakil menteri pertahanan, mengucapkan belasungkawa yang tulus kepada keluarga para korban.
“Seperti banyak personel militer Saudi lainnya, saya dilatih di pangkalan militer AS, dan kami menggunakan pelatihan yang berharga itu untuk bertarung bersama dengan sekutu Amerika kami melawan terorisme dan ancaman lainnya,” kata Pangeran Khalid di Twitter.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper tetap menegaskan komitmen AS menjaga hubungan dengan Arab Saudi.
Pemerintah AS belum menyatakan penembakan itu sebagai aksi terorisme. (AFP/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved