Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Penembak Pensacola Sebut AS Negara Jahat

Haufan Hasyim Salengke
09/12/2019 05:00
Penembak Pensacola Sebut AS Negara Jahat
Polisi dari FBI membentangkan police line dekat gedung setelah insiden penembakan aktif di pangkalan angkatan laut di Pensacola, Florida.(Handout / FBI / AFP)

SEORANG pelajar militer Arab Saudi dilaporkan me­ngutuk Amerika Serikat (AS) sebagai ‘negara jahat’ dalam sebuah manifesto daring se­belum melepaskan tembakan, Jumat (6/12), di pangkalan Angkat­an Laut AS, menewaskan tiga orang sebelum ia ditembak mati polisi.

Penembakan itu, yang terjadi di sebuah ruang kelas di kompleks Naval Air Station Pensacola di Flo­rida, menyebabkan delapan orang lainnya cedera, termasuk dua deputi sheriff yang merespons serangan itu.

Anggota Militer Angkatan Udara (AU) Arab Saudi yang menjadi ter­sangka penembakan diduga proekstremisme.

Sebagian korban ialah fresh graduate Naval Academy, yang bercita-cita menjadi pilot pesawat tempur.

SITE Intelligence Group, yang memantau media kelompok militan, mengidentifikasi dia sebagai Mohammed al-Shamrani.

Menurut mereka, pelaku telah mengunggah sebuah manifesto pendek di Twitter yang berbunyi, ’Saya menentang kejahatan, dan Amerika secara keseluruhan telah berubah menjadi negara jahat’.

’Saya tidak menentang Anda karena menjadi orang Amerika, saya tidak membenci Anda karena kebebasan Anda, saya membenci Anda karena setiap hari Anda men­dukung, mendanai, dan me­la­kukan kejahatan tidak hanya terhadap muslim, tetapi juga ke­­ma­­nusiaan’, tulisnya.

ABC News melaporkan penye­lidik sedang bekerja untuk menentukan apakah manifesto itu benar-benar ditulis si penembak.

Akun Twitter itu juga mengutuk dukungan AS untuk Israel dan mem-posting kutipan dari al­­marhum pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden. Akun itu telah dinonaktifkan.

Enam prajurit Saudi disidik

Harian The New York Times me­­laporkan enam warga Saudi di­tahan setelah penembakan itu, termasuk tiga orang yang terlihat merekam seluruh serangan itu.

Stasiun Udara AL Pensacola menyelenggarakan program pelatih­an militer asing Angkatan Laut AS, yang didirikan pada 1985 khusus untuk siswa Saudi sebelum diperluas ke negara lain.

“Penembak itu ialah salah satu dari beberapa ratus siswa asing di pangkalan itu,” kata Komandan Kapten Timothy Kinsella.

Pihak berwenang AS tengah menyelidiki motif di balik penembakan itu, termasuk apakah aksi penembakan mematikan tersebut berkaitan dengan terorisme.

Meski begitu, penyidik federal belum mengungkap motif apa pun di balik serangan yang terjadi di dalam ruang kelas pangkalan udara Naval Air Station Pensacola, Jumat dini hari itu.

Presiden AS Donald Trump meng­indikasikan program pelatih­an sekarang akan ditinjau.

“Kami sudah melakukan ini dengan negara-negara lain, negara-negara asing. Saya kira kita harus melihat keseluruhan prosedur, kami akan segera memulai,” katanya.

Pangeran Khalid bin Salman, putra bungsu raja dan wakil menteri pertahanan, mengucapkan be­­la­­­sungkawa yang tulus kepada keluarga para korban.

“Seperti banyak personel militer Saudi lainnya, saya dilatih di pangkalan militer AS, dan kami menggunakan pelatihan yang ber­harga itu untuk bertarung ber­sama dengan sekutu Amerika kami melawan terorisme dan ancaman lainnya,” kata Pangeran Khalid di Twitter.

Menteri Pertahanan Amerika Se­rikat Mark Esper tetap menegas­kan komitmen AS menja­ga hubung­an dengan Arab Saudi.

Pemerintah AS belum menyatakan penembakan itu sebagai aksi terorisme. (AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya