Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PENGUNJUK rasa prodemokrasi Hong Kong menyerukan seluruh elemen warga tidak mengganggu jalannya pemilihan umum lokal yang berlangsung hari ini, Minggu (24/11).
Mereka berharap pemilu lokal ini dapat mengirimkan sebuah pesan kuat kepada pemerintah pusat Tiongkok di Beijing, usai gelombang aksi unjuk rasa telah berlangsung selama enam bulan di Hong Kong.
Unjuk rasa di Hong Kong awalnya dipicu Rancangan Undang-Undang Ekstradisi namun tetap berlanjut setelah resmi dicabut.
Demonstrasi kini bergeser menjadi perjuangan menegakkan demokrasi Hong Kong yang dinilai sudah semakin terkikis pengaruh Tiongkok.
Baca juga: Kacau Balau di Kampus Hong Kong
Otoritas Hong Kong mengancam akan menghentikan pemilu lokal jika terjadi gangguan di tempat pemungutan suara. Lebih dari 400 orang akan dipilih warga dan menduduki kursi dewan distrik Hong Kong.
Demonstran prodemokrasi berharap pemilu kali ini dapat meningkatkan tingkat keterwakilan mereka di kursi dewan sehingga nantinya dapat memiliki pengaruh untuk memilih pemimpin Hong Kong.
Dikutip dari BBC, pemungutan suara dimulai pukul 07.30 waktu setempat, dengan 4,1 juta orang memiliki hak pilih. Total populasi Hong Kong mencapai 7,4 juta jiwa.
Lebih dari 1.000 kandidat ikut memperebutkan 452 kursi dewan distrik Hong Kong. Total 27 kursi lainnya dialokasikan untuk perwakilan di beberapa distrik wilayah pedesaan.
Saat ini, partai-partai pro-Tiongkok memegang mayoritas kursi dewan distrik Hong Kong.
Ini adalah pemilu pertama di Hong Kong sejak aksi protes pertama kali berlangsung, Juni lalu. Pemilu ini akan merefleksikan seberapa besar dukungan warga terhadap pemimpin Hong Kong Carrie Lam.
"Warga di Hong Kong mulai melihat pemilu ini sebagai cara lain dalam mengekspresikan pandangan mereka terhadap status kota secara umum dan juga pemerintahan Carrie Lam," tutur Kenneth Chan, profesor madya di Hong Kong Baptist University. (Medcom/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved