Meksiko Berikan Suaka untuk Morales

Haufan Hasyim Salengke
13/11/2019 02:20
Meksiko Berikan Suaka untuk Morales
Mantan Presiden Bolivia Evo Morales(AFP)

EVO Morales meninggalkan Bolivia setelah mendapat suaka politik dari Meksiko. Kepergian mantan presiden pada Senin (11/11) waktu setempat itu membuat Bolivia dalam ketegangan.

Morales, 60, pergi menggunakan pesawat militer yang disediakan Meksiko. Menteri Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrard, membenarkan kepergian Morales.

"Saya sangat sedih harus meninggalkan Bolivia karena alasan-alasan politik. Namun, saya akan tetap memikirkan keadaan negeri ini dan saya akan segera kembali dengan kekuatan dan energi yang lebih besar," tulis Morales di Twitter.

Krisis Bolivia dimulai setelah Morales mendadak mundur dari kursi presiden pada Minggu (10/11). Sebelumnya, negara itu diguncang unjuk rasa dalam tiga pekan terakhir karena sebagian warga memprotes kemenangan Morales dalam pemilu presiden terakhir. Unjuk rasa itu menyebabkan sedikitnya tiga warga tewas dan ratusan lainnya terluka.

Audit yang dilakukan tim independen menemukan banyak kejanggalan dalam penyelenggaraan pemilu tersebut. Morales sempat menjanjikan pemilu ulang, tetapi ditolak oleh para penentangnya.

Kerusuhan setelah mundurnya Morales meningkat akibat tindakan para pendukung Morales yang menyerang polisi dan warga lainnya.

Toko-toko dan perkantoran di La Paz tutup pada Senin (11/11), menyusul terjadinya penjarahan di sejumlah wilayah.

Sejumlah pejabat tinggi dan menteri juga ikut mundur, sebagian besar mencari suaka di kedutaan Meksiko. Terjadi kekosongan kekuasaan karena Wakil Presiden Bolivia, Alvaro Garcia Linera, juga ikut mundur.

Menurut konstitusi, kekuasaan diserahkan kepada ketua senat lalu kepada ketua majelis rendah Bolivia. Namun, kedua pejabat itu juga telah meninggalkan kursi mereka.

Wakil ketua senat, Jeanine Anez, lalu menyatakan akan menjadi presiden sementara.

Politikus berusia 52 tahun itu kemungkinan akan segera diberi mandat oleh kongres untuk menyelenggarakan pemilu dan transisi menuju pemerintahan baru Bolivia pada 22 Januari 2020.

 

Bantuan militer

Di tengah krisis kekuasaan, pihak militer telah setuju membantu kepolisian Bolivia untuk menangani kerusuhan yang dilakukan para pendukung Morales di sejumlah daerah di Bolivia.

Sebelumnya, ratusan pendukung Morales dari Kota El Alto mendatangi Ibu Kota La Paz dan berunjuk rasa di luar istana kepresidenan. Polisi yang kewalahan akibat banyaknya massa kemudian meminta bantuan dari pihak militer.

"Komando militer sudah menyusun operasi gabungan dengan kepolisian untuk mencegah pertumpahan darah dan perkelahian antarwarga yang berkepanjangan," ungkap panglima militer Jenderal Williams Kaliman dalam pidato televisinya.

"Aparat kepolisian, yang sebelumnya berada di barak sejak munculnya kerusuhan dan sebagian ikut berdemo menentang Morales, akan kembali ke jalan untuk melakukan pengamanan," tambah kepala polisi Vladimir Yuri Calderon.

Pemimpin oposisi Carlos Mesa mengklaim dalam tulisannya di Twitter bahwa 'kelompok perusuh' sedang menuju rumahnya untuk melakukan perusakan.

Sementara itu, para fotografer AFP melihat warga sipil, sebagian dibantu polisi, menangkapi pendukung Morales di La Paz. Sejumlah tahanan diperintahkan berlutut di jalan dengan kondisi tangan terikat, sebagian lainnya terlihat berlumuran darah. (AFP/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya