Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Saksi Baru Kasus Pemakzulan Makin Pojokkan Trump

Basuki Eka Purnama
30/10/2019 08:15
Saksi Baru Kasus Pemakzulan Makin Pojokkan Trump
Letnan Kolonel Alexander Vindman(AFP/Mark Wilson/Getty Images)

SEORANG veteran Perang Irak mengguncang Gedung Putih, Selasa (29/10), lewat kesaksiannya bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump benar memeras Presiden Ukraina.

DPR AS yang tengah menyelidiki Trump mengenai dugaan bahwa presiden AS itu menekang Ukraina untuk menyelidiki calon rivalnya Joe Biden serta menahan dana bantuan militer sebesar US$400 juta demi mendapatkan bantuan politik.

Pakar Ukraina dari Dewan Keamanan Letnan Kolonel Alexander Vindman, dalam sebuah keterangan tertulis, mengatakan dia melihat langsung Trump dan seorang diplomat senior melakukan pemerasan terhadap Ukraina.

Baca juga: DPR AS Voting Pemakzulan Trump

Dalam pernyataannya, Vindman mengaku mendengar Trump menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky lewat sambungan telepon pada 25 Juli.

Pernyataan yang dirilis Senin (28/10) itu merupakan bukti terkuat terkait tudingan bahwa Trump menyalahgunakan kekuasaan serta melanggar Undang-Undang pemilu untuk mendapatkan dukungan Kiev menjelang Pemilu AS.

Vindman tiba di Capitol Hill, Selasa (29/10), mengenakan pakaian militer lengkap, Trump kemudian mengecam Vindman lewat Twitter dengan menyebutnya sebagai 'Never Trumper' sebutan untuk anggota Partai Republik yang tidak menyukai Trump.

"Seberapa banyak Never Trumper yang akan diizinkan bersaksi mengenai hubungan telepon yang biasa saja. Apakah dia mendengar sambungan telepon yang sama dengan saya? Saya rasa tidak," cicit Trump. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya