Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Sesi Dialog, Carrie Lam Hadapi Kemarahan Publik

TheGuardian/Uca/I-1
28/9/2019 00:00
Sesi Dialog, Carrie Lam Hadapi Kemarahan Publik
Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam.(Nicolas ASFOURI / AFP)

PEMIMPIN Eksekutif Hong Kong Carrie Lam akhirnya menanggapi rentetan kritik dari massa pengunjuk rasa prodemokrasi dalam pertemuan di balai kota. Upaya itu ditengarai menjadi wadah yang menampung akumulasi kemarahan publik terhadap langkah negara yang ditunjukkan setelah berbulan-bulan aksi perlawanan.

Carrie Lam lantas menghadapi situasi alot tersebut selama lebih dari dua jam sesi dialog bersama publik pada Kamis (26/9) malam. Ini merupakan pertemuan perdananya dengan para pengkritik kebijakan setelah 16 minggu unjuk rasa yang intens diwarnai kerusuhan.

Jutaan orang yang turun ke jalan, disusul para aktivis garda depan yang tetap tak gentar, meski berulang kali terlibat bentrok dengan aparat kepolisian merupakan tantangan paling berat bagi pemerintah Tiongkok saat ini.

Pada sesi malam itu, Lam menepis adanya tuduhan bahwa ia menjadikan pertemuan tersebut sebagai ajang untuk pencitraan di mata publik.

Ia menegaskan semua murni berangkat dari niat tulusnya untuk mendengarkan aspirasi rakyat; walau ia juga tak menafikan kepercayaan terhadap pemerintahannya seperti sudah jatuh dari tebing.

“Tanggung jawab terbesar bertumpu pada diri saya sendiri, sehingga melepas tanggung jawab adalah sikap yang tidak bakal saya indahkan,” ujar Lam.

Lebih dari 20.000 orang mendaftar untuk menghadiri pertemuan pada hari Kamis (26/9) tersebut, di sisi lain pihak berwenang hanya menyediakan slot untuk 150 partisipan.

Sepanjang sesi dialog, pertanyaan dipilih secara acak dan bila disandingkan dengan atmosfer unjuk rasa yang penuh amarah, kondisi yang berlangsung pada saat pertemuan di Stadion Olahraga justru terbilang kondusif. Di sisi lain, ribuan orang tetap berkumpul di luar sambil terus meneriakkan slogan.

Setelah pertemuan berakhir, sekerumunan demonstran yang menggunakan topeng muncul, polisi antihuru-hara pun langsung berbaris. Namun tidak jelas nasib rombongan kendaraan Lam, apakah dapat melintasi para demonstran itu atau tidak.

Lam menerima sedikit simpati dari anggota audiensi yang datang dalam pidatonya, setelah pidatonya menyoroti serangkaian keluhan terhadap pemerintahannya. Namun, sebagian besar meminta dia untuk meluncurkan komisi penyelidikan independen, atas kekerasan yang diduga dilakukan aparat kepolisian dalam menangani aksi protes.

“Polisi telah menjadi alat politik pemerintah, dan saat ini tidak ada cara untuk memeriksa penyalahgunaan kekuasaan oleh polisi,” kata seorang wanita.

“Setiap orang kehilangan kepercayaan pada polisi,” kata anggota audiensi perempuan lainnya. (TheGuardian/Uca/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik