Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
DEMONSTRASI prodemokrasi yang telah berlangsung selama empat bulan menyebabkan Hong Kong kini harus memikul biaya kekacauan yang tinggi. Industri pariwisata Hong Kong hancur dan bisnis-bisnis terpaksa memberhentikan para pekerja mereka.
Sorotan televisi di seluruh dunia yang memperlihatkan demonstran berpakaian hitam melawan polisi di jalan-jalan Hong Kong telah mengakibatkan para wisatawan menghindari wilayah itu.
Daerah yang paling terpukul ialah Causeway Bay, pusat komersial yang biasanya ramai dengan toko merek mewah. Pada akhir pekan lalu pembeli dan orang-orang yang berada di sekitarnya terkena gas air mata yang awalnya ditembakkan polisi ke arah para pengunjuk rasa.
Seorang apoteker, dengan nama marga Chiu, mengatakan jumlah pelanggan luar negeri yang menyumbang setengah dari penjualannya telah berkurang sejak demonstrasi dimulai pada Juni. Ia mengaku pendapatannya turun hingga 40-50%.
"Suasana tidak baik. Pelanggan lokal juga tampaknya membeli lebih sedikit," ujarnya.
Chiu mengungkapkan telah berulang kali terpaksa harus menutup toko ketika tabung gas air mata beterbangan di jalanan. Ia mengaku usahanya kali ini bernasib lebih buruk jika dibandingkan ketika terjadi Gerakan Payung 2014 yang membuat aktivitas kota terhenti akibat blokade jalan selama berbulan-bulan.
Manajer sebuah toko arloji, yang memiliki nama marga Wong, mengaku dirinya terpaksa memberhentikan setengah dari pekerjanya sejak lebih dari satu juta orang turun ke jalan menentang RUU Ekstradisi.
"Anda dapat melihat sendiri beberapa toko arloji telah tutup. Saya tidak tahu apakah (usaha) kami dapat selamat melewati tahun baru," tuturnya.
Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan mengungkapkan kedatangan turis turun 40% pada bulan lalu akibat anjloknya pengunjung dari Tiongkok. Hal itu terjadi setelah Beijing menyamakan kerusuhan di Hong Kong dengan aksi terorisme. Tingkat hunian hotel pun turun sekitar 50% yang sangat berpengaruh terhadap sektor ritel dan restoran. "Sangat mengkhawatirkan bahwa sejauh ini tidak ada tanda-tanda perbaikan dalam waktu dekat," ujar Chan.
Menurut data pemerintah, kemerosotan wisatawan Hong Kong pada Agustus lalu merupakan penurunan terbesar sejak terjadinya epidemi SARS di tahun 2003. (Melalusa Susthira K/AFP/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved