Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
KETEGANGAN di kawasan Teluk makin memanas. Amerika Serikat (AS) menyiapkan responsnya, Senin (16/9), terhadap serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap fasilitas minyak Arab Saudi dan Presiden Donald Trump mengatakan Iran patut dipersalahkan.
Komentar anyar Pemimpin AS mengipasi kekhawatiran baru konflik di kawasan Teluk. Trump mengatakan dia siap membantu sekutu penting mereka, Saudi, setelah serangan pesawat nirawak pada akhir pekan, yang memicu rekor kenaikan harga minyak global, tetapi akan menunggu kepastian tentang siapa yang bertanggung jawab.
"Kami memiliki banyak pilihan," kata Trump kepada wartawan. Ia menekankan tidak ada reaksi terburu-buru dan pembicaraan dengan sekutu akan didahulukan.
"Saya tidak ingin terlibat dalam konflik baru, tetapi kadang-kadang itu harus," ujarnya. "Itu merupakan serangan yang sangat besar dan itu bisa dibayar dengan serangan (juga), berkali-kali lebih besar."
"Tentu saja, kelihatannya Iran (yang bertanggung jawab)," tambah Presiden.
Setelah bertemu dengan Trump, Menteri Pertahanan AS Mark Esper juga memilih Iran sebagai kekuatan destabilisasi regional, tapi tidak secara langsung menuduh Teheran atas serangan itu.
Militer AS akan bekerja sama dengan para mitranya untuk mengatasi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mempertahankan tatanan berdasarkan aturan internasional yang sedang dirusak Iran.
Trump mengungkapkan Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo, akan melakukan perjalanan ke Saudi, tanpa memberikan rincian.
Rincian serangan pada Sabtu lalu di Abqaiq--fasilitas pemrosesan minyak terbesar di dunia dan ladang minyak Khurais di Arab Saudi Timur tetap tidak jelas, tetapi mengakibatkan produksi minyak mentah oleh pengekspor top dunia terpangkas.
Senjata Iran
Di sisi lain, aliansi militer yang dipimpin Arab Saudi mengatakan serangan ke kilang minyak di Arab Saudi dilakukan menggunakan senjata Iran. Berdasarkan temuan awal, serangan tersebut tidak diluncurkan dari Yaman.
Juru bicara koalisi, Kolonel Turki Almalki, mengatakan penyelidikan pada serangan tersebut menutup 5% dari produksi minyak mentah dunia. Saat ini pihaknya melakukan investigasi untuk menentukan lokasi peluncuran.
"Hasil awal menunjukkan bahwa senjata tersebut ialah milik Iran dan kami saat ini sedang bekerja untuk menentukan lokasi. Serangan teroris ini tidak berasal dari Yaman seperti yang dikatakan milisi Houthi," kata Malki di Riyadh.
Sebelumnya, Iran membantah tuduhan AS bahwa negara Islam tersebut dalang penyerangan. "Tuduhan-tuduhan ini dikutuk sebagai hal yang tidak dapat diterima dan sepenuhnya tidak berdasar," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi.
Harga minyak melesat lebih dari 15% ke level tertinggi dalam empat bulan terakhir, setelah serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi. Hal tersebut memangkas lebih dari 5% pasokan minyak global. (AFP/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved