Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Boris Johnson Klaim Inggris Keluar Dari EU 31 Oktober

Haufan Hasyim Salengke
15/9/2019 11:24
Boris Johnson Klaim Inggris Keluar Dari EU 31 Oktober
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson(AFP)

PERDANA Menteri Inggris Boris Johnson mengklaim dirinya telah membuat sejumlah besa rkemajuan menuju kesapakatan Brexit dengan Uni Eropa. Ia mengatakan itu dalam sebuah wawancara Sabtu (14/9). Boris juga  membandingkan Inggris dengan Incredible Hulk.

"Ini akan menguras banyak pekerjaan. Antara sekarang dan 17 Oktober nanti ketika para pemimpin Uni Eropa berkumpul untuk KTT terakhir, sebelum Inggris dijadwalkan keluar dari Uni Eropa," ujarnya kepada Mail on Sunday.

"Tapi saya akan datang ke KTT itu dan akan membuat kesepakatan. Saya sangat percaya diri. Dan jika kita tidak mendapatkan kesepakatan maka kita akan keluar pada 31 Oktober," imbuhnya.

Boris Johnson menegaskan pernyataannya tersebut sebelum bertemu dengan Ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan Kepala negosiator Brexit Uni Eropa, Michel Barnier, di Luksemburg pada Senin (16/9). Dalam wawancara itu, Boris Johnson membandingkan Inggris dengan karakter komik Hulk.

"Semakin marah Hulk, semakin kuat Hulk dan dia selalu melepaskan diri, tidak peduli seberapa berat dia. Dan itulah yang terjadi pada negara ini," kata Johnson.

"Kami akan keluar (dari UE) pada 31 Oktober dan kami akan menyelesaikannya, percayalah," tegasnya.

Tetapi ekstensi oposisi parlemen terhadap pendekatan Johnson dibeberkan pada Sabtu (14/9), ketika salah satu anggota parlemen Partai Konservatif membelot ke Demokrat Liberal pro-Eropa. Mantan menteri universitas Sam Gyimah mengecam keras ancaman Johnson untuk meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan, dan menyerukan agar referendum Brexit 2016 dilaksanakan kembali.

Johnson mulai menjabat pada Juli dan berjanji akan membawa Inggris meninggalkan Uni Eropa bulan depan dengan atau tanpa kesepakatan. Namun keinginan Johnson ini menghadapi perlawanan dari House of Commons. Kelompok pemberontak dari Konservatif  bergabung dengan anggota parlemen oposisi pekan lalu mendesak agar meloloskan undang-undang untuk menunda Brexit sampai Januari, jika Johnson tidak mendapatkan kesepakatan tepat waktu.

Johnson ingin menegosiasikan kembali persyaratan yang dibuat oleh pendahulunya, Theresa May, yang ditolak oleh parlemen. Tetapi para pemimpin Uni Eropa bersikeras bahwa kesepakatan itu adalah yang terbaik yang ditawarkan. Poin utama adalah rencana backstop untuk menjaga perbatasan Inggris dengan Irlandia, yang dapat membuat Inggris terikat dengan peraturan perdagangan Uni Eropa setelah Brexit.

"Ketika saya mendapatkan jabatan ini, semua orang mengatakan sama sekali tidak ada perubahan pada perjanjian penarikan," kata Johnson.

"Mereka sudah menjauhi itu dan, seperti yang Anda tahu, ada pembicaraan yang sangat baik tentang bagaimana mengatasi masalah perbatasan Irlandia Utara," kata Johnson.

baca juga: Drone Hantam Kilang Minyak Aramco, AS Tuduh Iran Pelakunya

"Sejumlah besar kemajuan sedang dibuat," imbuhnya.

Namun, Downing Street telah meremehkan terobosan besar dalam pembicaraan pada Senin. Merespons itu, Johnson mengulangi bahwa dalam keadaan apa pun ia tidak akan menunda Brexit. (AFP/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya