Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Kereta ke Bandara Hong Kong Dihentikan

Ihfa Firdausya
01/9/2019 23:00
Kereta ke Bandara Hong Kong Dihentikan
Demonstran tutup akses ke Bandara(AFP)

AKHIR pekan di Hong Kong kembali diwarnai bentrokan. Sabtu (31/8), puluhan ribu orang mengabaikan larangan pihak berwenang untuk melakukan pawai di jalanan pusat keuangan dunia itu. Kekerasan pun tak terhindarkan. Polisi mengejar pengunjuk rasa ke stasiun metro, memukuli mereka dengan tongkat, dan melakukan penangkapan.

Sebuah rekaman video dari media setempat menunjukkan polisi elite menyerbu kerumunan orang yang meringkuk di dalam gerbong kereta. Seorang pria yang basah kuyup oleh semprotan merica menangis saat mencoba melindungi teman wanitanya.

Sebelumnya di hari yang sama, sekelompok kecil pemrotes garis keras mengepung badan legislatif kota. Mereka melemparkan batu dan bom bensin ke polisi antihuru hara. Polisi merespons dengan gas air mata dan meriam air.

Keesokan harinya, Minggu (1/9), para demonstran kembali keluar dan memadati jalan-jalan di Hong Kong. Ratusan orang berkumpul di luar terminal bus di bandara. Pihak berwenang kemudian menutup layanan kereta ekspres kota menuju bandara.

Di jalan raya utama dekat markas besar kepolisian, asap hitam tebal mengepul dari api besar yang di-nyalakan demonstran bertopeng.


Penangkapan massal

Polisi juga melakukan penangkapan massal di dalam stasiun kereta. “Polisi ialah gerombolan berlisensi. Mereka memiliki izin untuk menyerang dan menyerang,” kata Kwok Ka-ki, seorang anggota parlemen prodemokrasi, kepada AFP. “Pemerintah tidak berbeda dengan rezim otokratis.”

“Protes damai tidak berhasil,” kata demonstran berusia 22 tahun.
Ketika pengunjuk rasa menuju ke stasiun metro terdekat, mereka menuliskan grafiti pada pilar-pilar di dalam stasiun, “Kita tidak akan pernah menyerah.”

Polisi mengatakan bahwa pihaknya menembakkan dua tembakan peringatan ke udara setelah diserang oleh sekelompok pengunjuk rasa garis keras yang berusaha mengambil pistol mereka.

“Dengan meningkatnya kekerasan dan senjata pemrotes semakin mematikan, keselamatan petugas polisi dan anggota masyarakat lainnya terancam,” kata polisi.

Otoritas rumah sakit mengatakan pada Minggu bahwa 31 orang dirawat dengan luka-luka setelah bentrokan, termasuk lima yang masih dalam kondisi serius.

Beijing telah mengeluarkan ancaman, propaganda, dan kekuat­an ekonomi mereka untuk memberangus­ gerakan yang dipandang sebagai tantangan langsung terhadap pemerintahannya.

Kantor berita pemerintah Tiongkok, Xinhua, Sabtu malam memposting video di Twitter. Dalam video itu, polisi antihuru hara Tiongkok mengadakan latihan antihuru hara di Shenzhen. Kota itu berbatasan dengan Hong Kong.

Kericuhan terjadi saat para pengunjuk rasa melakukan aksi bakar-bakaran, melemparkan batu, dan mengarahkan laser ke polisi antihuru hara yang berusaha membubarkan mereka. Para pedemo berusaha menerobos barikade yang dipasang di gedung parlemen.
Protes berbulan-bulan itu dipicu oleh upaya pemerintah Hong Kong yang didukung Beijing untuk mengesahkan RUU ekstradisi yang sekarang ditunda. Protes ini telah berkembang menjadi dorongan prodemokrasi yang lebih luas.

Lebih dari 900 orang telah ditangkap sejak Juni berkaitan dengan protes di Hong Kong. Kekerasan-kekerasan yang terjadi juga telah merusak reputasi Hong Kong dalam stabilitas dan kemakmurannya. (AFP/*/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya