Pasar Global Menguat di Tengah Negoisasi Perang Dagang

Tesa Oktiana Surbakti
30/8/2019 21:48
Pasar Global Menguat di Tengah Negoisasi Perang Dagang
Ilustrasi: Situasi perdagangan di Bursa Dow Jones(AFP/ Drew Angerer)

HARAPAN baru negosiasi perdagangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menguatkan pergerakan pasar saham global. Kondisi ini terjadi setelah Tiongkok menyatakan tidak berencana membalas tarif yang dijatuhkan AS.

"Kami mungkin menghadapi kenyataan resesi, tetapi optimisme dari para investor terus mengalir. Kondisi itu menyusul sikap pemerintah Tiongkok," tutur analis pasar Oanda, Craig Erlam.

Meredanya ketegangan hubungan dua raksasa ekonomi berkontribusi menguatkan nilai tukar yuan terhadap dolar AS. Awal pekan ini, mata uang Tiongkok jatuh ke level terendah dalam 11 tahun terakhir.

Baca juga: Red Code Lindungi Korban Kejahatan Seksual di Italia

Pergerakan euro mulai pulih dari level terendah dalam sebulan, yakni pada level US$1,103. Data resmi pemerintah menunjukkan inflasi zona euro tetap di level 1,0%. Sementara itu, stabilitas nilai tukar pounds berlanjut, setelah mengalami kehilangan besar yang dipicu gejolak Brexit awal pekan ini.

Di wilayah Atlantik, ketiga indeks saham utama AS berakhir dengan penguatan, yang memberikan sentimen positif pada bursa saham Asia dan Eropa dalam perdagangan terakhir. Di lain sisi, bursa saham Hong Kong hanya naik 0,1% sebagai dampak penangkapan aktivis demokrasi. Tindakan otoritas berwenang memicu kekhawatiran baru terhadap gerakan protes Hong Kong yang berujung kekerasan.

Adapun harga minyak global terpantau turun, setelah melonjak selama tiga hari. Pergerakan itu dipengaruhi optimisme perundingan konflik dagang, yang didukung meningkatnya permintaan komoditas minyak.

Menyoroti kinerja korporasi, saham Airbus naik 0,6 persen menjadi 126 euro pada perdagangan di bursa saham Paris. Sebelumnya, produsen pesawat Eropa menyetujui penjualan 42 pesawat ke maskapai berbiaya rendah asal Malaysia, AirAsia. Nilai kesepakatan itu mencapai 4,5 miliar euro atau setara US$5,0 miliar.(AFP/OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya