Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pasar Global Respons Positif Hasil KTT G7

Tesa Oktiana Surbakti
27/8/2019 19:22
Pasar Global Respons Positif Hasil KTT G7
Presiden Donald Trump(AFP/ Nicholas Kamm)

MAYORITAS pasar saham global menguat pada perdagangan Selasa (27/8) merespons hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang mengembuskan harapan untuk meredam ketegangan perang dagang. Namun, mata uang Tiongkok, Yuan, tetap anjlok di level terendah dalam 11 tahun terakhir.

Pergerakan saham Frankfurt dan Paris terpantau menguat. Akan tetapi, bursa saham London melemah, karena investor Inggris mengejar ketertinggalan setelah libur tiga hari.

Sementara, mayoritas ekuitas Asia menguat, pulih dari perdagangan hari sebelumnya. Kondisi ini dipacu oleh pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyatakan negosiasi perdagangan dengan Tiongkok segera dilanjutkan.  Ia mengklaim telah menghubungi pihak Tiongkok untuk membicarakan kesepakatan. Akan tetapi, nilai tukar Yuan semakin melemah pada Selasa pagi, yakni 7,172 terhadap dolar AS.

Baca juga: Tiongkok Gencarkan Latihan Militer Dekat Wilayah Taiwan

Pergerakan Yuan mulai anjlok sejak Senin kemarin menyusul rencana Washington menaikkan tarif atas komoditas Tiongkok bernilai setengah triliun dolar. Langkah AS sebagai respons terhadap kebijakan Tiongkok, yang meluncurkan tarif atas komoditas AS senilai puluhan miliar dolar.

"Sentimen perang dagang dalam beberapa bulan terakhir, seperti perjalanan "rollercoaster". Para investor tampaknya kebingungan dengan kondisi yang sebenarnya," tutur analis dari Oanda, Craig Erlam.

"Peningkatan secara tiba-tiba dan signifikan dalam perang dagang pekan lalu, terjadi ketika AS dan Tiongkok saling mengumumkan tarif baru. Bagaimanapun itu memicu gejolak pasar saham, karena kekhawatiran investor meningkat," lanjutnya.

Erlam menyoroti pesan beragam yang dikeluarkan Presiden Trump, terkait pemikiran kedua. Namun tak berapa lama, Gedung Putih mengklarifikasi bahwa pemerintah tidak akan bersikap agresif. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya