Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Morales Dituntut Atasi Kebakaran di Hutan Amazon

Basuki Eka Purnama
27/8/2019 12:00
Morales Dituntut Atasi Kebakaran di Hutan Amazon
Prajurit Bolivia berjalan di antara sisa-sisa kebakaran hutan di Taman Nasional Otuquis.(AFP/Aizar RALDES )

SENASIB dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Presiden Bolivia Evo Morales juga mendapat tekanan dari kelompok lingkungan untuk segera mengatasi kebakaran di hutan hujan Amazon yang berada di wilayahnya.

Saat kebakaran hutan hujan Amazon di Brasil telah menjadi perhatian dunia, kebakaran di kawasan Bolivia kurang mendapat sorotan selama beberapa bulan terakhir namun telah menghancurkan lebih dari 9.500 kilometer persegi.

Morales, yang dikritik karena kebijakannya yang mendukung penggundulan hutan, memutuskan untuk menghentikan kampanye menjelang pemilu presiden pada Minggu (25/8) untuk memimpin upaya memadamkan kebakaran hutan yang terjadi di Amazon.

Morales mengatakan, "Saya akan menghentikan kampanye selama sepekan untuk melindungi seluruh wilayah Chiquitania (wilayah hutan di Bolivia) dan seluruh Hutan Amazon di Bolivia."

Baca juga: Kesehatan Warga Brasil Terancam

Bolivia merupakan satu dari sembilan negara Amerika Latin yang wilayahnya terdapat hutan hujan Amazon.

Kelompok lingkungan menyalahkan pemerintah atas kebakaran hutan karena mengeluarkan kebijakan perambahan hutan demi memperluas sektor pertanian negara tersebut.

"Kita membicarakan kebijakan negara yang telah disepakati bersama pengusaha di Bolivia timur untuk memperluas area untuk pertanian, kebun kedelai, kebun tebu, dan wilayah peternakan," ujar Leonardo Tamburini, kepala Center for Legal Studies and Social Research (CEJIS), LSM Bolivia.

Aktivis lingkungan, bulan lalu, mengungkapkan kemarahan mereka setelah pemerintah mengeluarkan aturan yang mengizinkan petani memperluas wilayah mereka dengan membakar lahan secara terkendali antara 5 hingga 20 hektare.

Uskup Bolivia, Senin (26/8), menyebut keputusan pemerintah itu sembrono dan menyerukan agar segera dicabut. (AFP/OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik